SELAMAT DATANG DI BLOG RADIO TENGKORAK DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN MOHON MAAF APABILA KOMENTAR2 ANDA PADA BLOG INI BELUM DIBALAS KARENA KESIBUKAN RUTINITAS, TAPI AKAN SAYA BALAS SATU PERSATU, MOHON SABAR YA...SALAM TERBAIK

Sabtu, 14 April 2012

HATI-HATI JANGAN TERTIPU PENUNJUKAN SWR YANG RENDAH


Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Untuk ke sejuta kalinya saya mengingatkan agar kita semua belajar semakin waspada jika menghadapi penunjukan SWR meter yg menunjukkan SWR rendah. SWR rendah belum tentu baik ( kalau angka rendah itu ternyata palsu / modified value ) dan belum tentu yang relative tinggi itu jelek ( karena pada kasus2 tertentu yg tinggipun bisa palsu , artinya sebetulnya di antenna atau ujung atas dr coax SWR realnya rendah tapi dititik bawah dimana meter dipasang terbaca tinggi. Ini juga bisa terjadi. Dan makin “murahan” kelas kabelnya , munculnya angka palsu akan makin mudah terjadi –karena losses yg besar juga ikut memperbesar modifikasi nilai/pemelesetan ). Ingat 3 patokan ( cara pembuktian ) dibawah ini :

1. Angka SWR yang rendah BISA BERARTI BAIK alias penunjukan itu benar , tetapi pada banyak kasus SWR RENDAH ITU JUGA BISA SAJA HANYA PENUNJUKAN “PALSU / SEMU”. Hati2 menghadapi itu.

2. Belum tentu kalau nilai SWR sudah “nyender/diam” 1 : 1 itu berarti pancaran anda pasti maksimal/optimal. Lha kalau diam diam saya manjat tower anda lalu connector anda saya copot dari antenna lalu saya pasang dummy load disitu ( karena kecil dari bawah nggak kelihatan. Kayaknya tetap normal2 aja nyambung ke antenna karena antenna tetap terpasang diatas tower ) maka SWR anda akan menunjuk 1 : 1 tapi pancaran anda akan nglembus cuman nyampe ke warung kopi diujung jalan. Padahal sudah 1 : 1. 3. Atau suatu hari anda bikin antenna baru , lalu dipasang diatas tiang. Waktu dicoba pertama , SWR nya tinggi , misalnya 2.5 : 1 tapi lalu anda belum sempat merubah atau nyetel2 apapun karena buru2 berangkat kuliah atau kerja. Kebetulan Misalnya bbrp hari itu saya menginap dirumah anda ( wong jenenge konco ). Terus , waktu anda pergi kuliah , saya manjat tiang anda. Kabel anda diam2 saya turunkan lalu saya gulung. Saya dekati ember plastik ( ember untuk cuci pakaian ) anda yg besar yang ada airnya. Saya rendam coax gulungan anda dalam ember sampai air merembes masuk lewat ujung2 connector. Kemudian kabel yg kebes/basah kuyup itu saya pasang lagi ke antenna/tiang anda. Anda pulang kuliah langsung nggak sabar neruskan experiment antenna anda. Begitu anda ukur ulang antenna anda , Wow . mak nyus SWR nya langsung terbaca 1 : 1. Wah anda mungkin langsung lompat2 gumbira karena SWR nya 1 : 1 ( padahal rendahnya karena palsu juga. Karena kabel anda juara renang ). Tentu saja dalam kehidupan se-hari2 saya nggak mungkin tega mencuci atau me Rinso kabel anda , tapi cerita ini hanyalah sekedar contoh aja. Itu sekedar mengingatkan untuk waspada , bahwa Coax yg sudah tua atau lama ditower ( atau mungkin anda beli coax bekas dari pasar loak , Mumpung obral ) juga performance bisa ngedrop. Kalau apes malah juga bisa nipu angka SWR nya. Apalagi coax lama yg sudah “tiga abad” terpasang ditiang , bisa saja kulitnya sudah retak2 akibat panas terik matahari. Air hujan bisa merembes masuk lewat retakan atau lewat sambungan/celah connector yg sudah mlorot. Kalau coax lembab , jangan langsung loncat2 ( bangga ) karena SWR nya tiba2 rendah terus.

DARI SEMUA JENIS TIPUAN "ANGKA SWR RENDAH" ITU , ANGKA RENDAH YANG DIAKIBATKAN OLEH REAKTANSI ( PROBLEM ANTENNA DAN ATAU KABEL COAX ) SERING TIDAK DISADARI OLEH PEMILIKNYA. BAGI MEREKA "YANG PENTING RENDAH". Kalau mereka memang belum mengerti ya nggak apa2. Tapi sering lho saya ketemu , mereka yg belum ngerti tapi setelah dijelaskan , tetap ngengkel ( bersikeras ) terus .... pokoknya kalau pembacaan SWR sudah paling rendah ya pasti itu paling baik ..... tanpa mau tahu bahwa masalah antenna it sangat berkaian dgn beban2 yg membawa nilai2 kompleks yg mudah membuat kita terlena. Ya bagi mereka yang memang sudah nggak ingin lagi untuk mempelajari lebih dalam ya gimana lagi. Biar aja begitu begitu terus ( pokok'e wis rendah SWR e ). Mereka yang begitu itu mungkin kalau didatangi 2 penjual beras yg menawarkan dagangannya. Penjual pertama menawarkan harga Rp. 800.000,- untuk 2 karung beras , sedang pedagang kedua menawarkan harga Rp. 800.000,- bagi kita untuk dapat 1 karung beras , mungkin dia langsung lompat2 kegirangan dan milih yang dapat 2 karung. Lha kalau saya ya saya tanya dulu berat / ukuran masing2 karungnya. kalau yg 1 karung itu 100 kg dan yang 2 karung itu ternyata masing2 cuman 40 kg ya saya ( baru ) milih dapat 1 karung aja nggak apa2.

4 komentar:

  1. Saya tertarik membaca artikel anda, tapi tolong tunjukan cara ngemetkan antena yg bisa mendapatkan antena yg efisien .
    terima kasih
    agus

    BalasHapus
  2. Halo Om Agus,
    Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungan dan komentarnya di blog RT.
    Mudah2an pertanyaan om Agus bisa dijawab oleh mastahnya yng menulis artikel tsb yaitu Om Djoko Haryono.

    Salam terbaik,
    Andi

    BalasHapus
  3. Benar sekali om dan bikin bingung, contoh kasus pada saltran saya, ketika saya pasang tx-swr-dummy load hasilnya real power keluar 10 watt, swr ok karena dg dummy load. Eh pas sy pasang tx-swr-saltran-antena power tinggal 2 watt swr tidak goyang sedikit pun, Jadi bikin bingung sy harus berpatokan ke swr atau ke power out yang terbaca om Andi. Yang jelas betul tadi pancaran makin pendek.

    BalasHapus
  4. Karena sy tidak punya antena analyzer sy hanya menghitung panjang saltran kelipatan 1/2 lamda

    BalasHapus

Propagasi hari ini