MENU

Selasa, 29 Mei 2012

150 WATTS MOSFET IRFP250 RF LINEAR AMPLIFIER

Membuat RF Linear Amplifier untuk bekerja di HF tidak harus mahal seperti pada rangkaian2 RF Linear Amplifier terdahulu yang kebanyakan mempergunakan jenis transistor yang memang khusus dibuat untuk keperluan penguat daya RF, seperti jenis transistor 2SC2290, MRF454 dll.

Sekarang sudah jamannya berpindah ke jenis transistor mosfet sebagai alternatif pengganti transistor yang khusus dibuat untuk penguat daya RF yang harganya semakin tinggi disamping agak jarang didapat di pasaran elektronik.

Berikut adalah rangkaian dari penguat daya RF yang menggunakan transistor mosfet type IRFP250 yang cukup dikenal dikalangan para amatir radio terutama para homebrewer. Harga dari transistor mosfet IRFP250 ini masih jauh dibawah transistor yg dibuat khusus untuk penguat daya RF seperti C2290, MRF454 dan lain sebagainya.

Kalau anda masih menyimpan unit RF linear bekas tranceiver yang sudah rusak ataupun transceiver anda yang masih lengkap dan masih bekerja normal tapi punya masalah dengan bagian finalnya dikarenakan pasangan transistor finalnya jebol, mungkin unit rangkain ini bisa menjadi inspirasi bagi anda dengan sedikit memodifasinya, sehingga transistor yang jebol tadi bisa digantikan dengan jenis transistor mosfet IRFP250 ini atau persamaannya yaitu STW60N10.

Penguat Daya RF dengan IRFP250 seperti rangkaian dibawah ini bisa menghasilkan output power sampai 150 Watts dengan input 5 watts. Untuk lebih jelasnya marilah kita pelajari mengenai skematik, tataletak komponen, dan output transformer yang kita perlukan. Ayo kita langsung lihat gambar2 berikut dan selamat mencoba. Good luck.



Rf linear amp dengan mosfet 2xIRFP250




Bagian belakang PCB dilengkapi pendingin/heatsink



PCB



Tataletak komponen pada PCB


Trafo output

Skematik


Part List

Sabtu, 26 Mei 2012

BOOSTER 27 MHz 60 WATTS DENGAN IRF540










Skematik Booster 27MHz 60 Watts dengan IRF 540

Rekan2 CB'er, boleh jadi anda tidak akan percaya dengan kinerja dari rangkaian booster sederhana ini yang cuma menggunakan satu buah transistor mosfet type IRF540 yang mudah didapat di pasaran elektronik dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan transistor RF power lainnya yang terkenal seperti C2290 atau MRF454 yang kurang lebih sama output powernya yaitu sekitar 60 watts apabila digunakan satu transistor untuk Booster/RF Linear Amp.

Harga dipasaran elektronik untuk IRF540 ini sekitar 6k rupiah sampai 7k rupiah. Itu harga beberapa bulan yang lalu waktu saya beli di toko elektronik di Denpasar.

Saya sudah membuktikannya untuk rangkaian booster sederhana ini dengan hasil yang mecengangkan cuma dengan satu buah IRF540 saja, saya bisa dapat output power 40 - 60 watts dengan input 12 - 15 watts dari radio CB Superstar 2200 saya.

Untuk input booster ini saya tidak memakai attenuator/pengurangan apapun, jadi asli seperti skematik diatas.
Saya cuma buat rangkaian tambahan yang berfungsi sebagai RF switcher dan relay yang 4 induk yang dipakai cuma 2 induk.

Fungsi dari RF switcher ini untuk memindahkan secara otomatis saja dari posisi RX/receive ke posisi TX/transmit. Jadi gantian pada waktu RX antenna langsung nyambung ke radio CB dan pada waktu TX antenna nyambung ke output booster dan input booster nyambung ke output radio CB.

Waktu testing booster ini saya tidak mempergunakan rangkain Low Pass Filter sama sekali di output boosternya, jadi apa adanya seperti pada skematiknya. SWR yang didapat masih bisa 1: 1.2 dengan cara menyetel/ngetrim variable capasitor 300pF pada input dan output booster ini. Trim kedua variable capasitor ini sampai didapatkan output power sebesar mungkin bersamaan dengan hasil swr yang rendah.

Perlu diingat untuk tegangan bias pada kaki Gate IRF540 ini jangan melebihi dari 1 volts dulu. Untuk tahap pertama aturlah variable resistor 10k untuk tegangan bias ini sekitar 0.8 volts dulu dan apabila dirasa cukup/masih aman tidak panas yg berlebihan pada body IRF540 nya, boleh ditingkatkan lagi sampai 1 volts, masih dirasa aman. Saya pernah mencoba sampai 1,5 volts, pada output powernya ada peningkatan lagi sampai 70 watts tapi bodi IRF540 ini terlalu panas walaupun sudah saya usahakan dengan memakai pendingin yang tebal dan bersirip juga ditambah kipas pendingin.
Jadi batas yang paling aman maksimal kerjakan untuk tegangan biasnya sampai 1 volt saja.

Dan pada experimen lain saya coba tingkatkan main power supply nya dari sebelumnya 13.8 volts menjadi 24 volts. Hasilnya cukup mencengangkan lagi, sekarang output power dari booster ini bisa mencapai 100 watts, dengan swr tetap masih 1 : 1.2. Tapi saya merasa kurang aman untuk pemberian tegangan sampai 24 volts, karena panas yang timbul terlalu berlebihan, dan saya pernah mengalami transistor mosfet IRF540 nya jebol, hangus terbakar pada bagian tengah bodynya sampai berlubang dan mengeluarkan asap setelah saya pakai qso sekitar 3 menit, dengan terus menekan ptt.
Saya jadi penasaran kemudian saya ganti IRF540 yang jebol tadi dan sekarang saya turunkan tegangannya menjadi 15 volts saja. hasilnya cukup aman dan masih bertahan sampai sekarang ini walaupun sering dipakai untuk berkomunikasi dengan mode USB di channel 30, dan terkadang juga sesekali dipakai untuk dx.

Rangkaian booster ini saya kira masih perlu dikembangkan lagi, perlu ditambahi seperti low pass filter dll,
atau mungkin perlu diparallel IRF540 nya.
Silahkan bagi rekan2 CB'er yang berminat untuk mencoba booster ini, mungkin ada ide lain untuk menyempurnakan booster sederhana dan sangat murah biaya pembuatannya.

Perbandingan : Harga transistor mosfet IRF540 @Rp 7000,_ dengan skematik diatas bisa mengeluarkan output power sampai 60 watts dengan main power supply 13.8 volts, bias gate 1 volt dan harga transistor rf linear amp yang terkenal seperti C2290 atau MRF454 @Rp 300.000,_ kalau dipakai satu biji untuk booster, output powernya juga sama sekitar 60 watts, dengan main power supply sama 13,8 volts.

Jadi untuk jaman sekarang menggunakan jenis transistor mosfet seperti IRF540, IRF520, IRF510 dll, adalah sebuah alternatif sebagai pengganti transistor jenis penguat daya rf seperti C2290, MRF454 dll, selain cukup mahal juga barangnya agak sukar juga didapat.

Selamat mencoba and Good luck

Rabu, 23 Mei 2012

FLY BY WIRE , KECELAKAAN PESAWAT SUKHOI SSJ-100 + TEKNOLOGI POWER BY WIRE PESAWAT F-35




Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )



Pesawat N-250 buatan IPTN ( PT. Dirgantara Indonesia ) pernah diperkenalkan sebagai pesawat commuter canggih pertama didunia yang sudah menerapkan teknologi Fly By Wire ( FBW ). Saya sendiri sebetulnya belum paham benar apa definisi “pertama didunia” itu. Apakah teknologi FBW nya N-250 itu adalah betul2 yang pertama kali diterapkan pada pesawat commercial yang ada didunia ? ataukah maksudnya pertama kali diterapkan pada pesawat penumpang/commercial kelas commuter dengan jumlah penumpang “hanya” 50 orang ( pesawat yang cocok untuk penerbangan antar pulau di Indonesia yg negara kepulauan ini ? ). Tetapi rasanya pesawat jenis lain ( pesawat tempur ) tidak termasuk kedalam daftar yang dimaksud sebab kalau pesawat tempur ( yang selalu harus sangat canggih karena manuver2 dan tugasnya yang berat ) mestinya sudah lebih dulu menggunakan teknologi tersebut.

Apapun definisi dan batasan dari yang dimaksud dengan “penerapan FBW pertama didunia” yang diumumkan dulu , pesawat IPTN produksi Indonesa sudah “didaftar” / di claim sebagai pesawat penumpang/sipil pertama yang berteknologi FBW.

Belum sebulan yang lalu pesawat Sukhoi SSJ-100 ( yang di-sebut2 berteknologi canggih paling advance –namun dengan catatan “diantara berbagai instrument dan sistem canggihnya , belum terbukti atau ditemukan bukti bahwa SSJ-100 juga sudah dilengkapi dengan ELT 406 MHz sebagai salah satu syarat dari pesawat yang “sudah tidak jadoel”- ) mengalami kecelakaan menabrak tebing gunung Salak.

Jadi Indonesia sudah mencetak 2 jenis prestasi dibidang teknologi advance Fly By Wire yaitu : Merancang , Menguji & Menerapkan pesawat commuter 50 seat yang pertama didunia yang berteknologi Fly By Wire. “Prestasi ke 2” dari urusan FBW ini adalah “Pesawat commercial berteknologi FBW yang pertama kali jatuh didunia” , jatuhnya juga di Indonesia. Prestasi FBW kita sudah bervariasi. Sudah 2 jenis prestasi FBW yang kita miliki meski keduanya berbeda. Yang 1 prestasi membanggakan , yang lain prestasi memprihatinkan.

SEMOGA TIDAK TERULANG LAGI , APALAGI KEDEPAN NANTI ( KARENA TEKNOLOGI PENERBANGAN AKAN BERKEMBANG SEMAKIN CANGGIH ) PROFESIONALISME PARA PENERBANG , TEKNISI & SEMUA PIHAK YANG TERKAIT DENGAN DUNIA PENERBANGAN DITUNTUT UNTUK MAMPU “MENGIKUTI” PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ITU.

Dibelakang / setelah teknologi FLY BY WIRE , dunia penerbangan –mau tidak mau- akan memasuki era teknologi POWER BY WIRE , lalu era FLY BY OPTICS , lalu FLY BY WIRELESS , dan juga masih akan semakin canggih dengan memasuki teknologi INTELLIGENT FLIGHT CONTROL SYSTEM /IFCS.

Mau tidak mau , suka atau tidak suka , teknologi yg semakin tinggi dan “rumit” itu akan bertahap diterapkan , karena memang kurang lebih begitulah tahapan perkembangan didunia sistem kontrol maupun ( juga ) komunikasi. Sebelum dunia penerbangan sampai ketahap menerapkannya ( didunia penerbangan membutuhkan waktu penelitian & pengembangan lebih panjang karena dunia penerbangan memiliki tingkat resiko dan tuntutan safety paling tinggi, selain juga sangat mahal ) semua tahapan itu sudah “terbaca” urutan perkembangannya sistem kontrol & otomasinya pabrik2 dan dunia industri. Demikian juga didunia komunikasi , tahapannya sama ( analog dulu, baru digital. Wire dulu , baru wireless /infra red , optic , blue tooth dst ).

Di industri step nya juga begitu. Sistem kontrol listrik dulu , by wire dulu ( disebut sistem relay ) , baru masuk ke hydraulic/pneumatic ( mekatronika ) , PLC , DCS , QCS. Mulai dari analog dulu baru digital.

Jadi suka atau tidak suka , para teknisi penerbangan kita , para pilot kita , ATC kita , anggota KNKT kita , orang Perhubungan kita harus makin “men-canggih-kan diri” , belajar lebih berat , bekerja makin professional agar mampu mengikuti perkembangan teknologi kedepan.

Siapa tahu kedepan nanti Indonesia juga akan punya sendiri pesawat tempur F-35 ( gambar diatas ) yang sudah berteknologi POWER BY WIRE , dimana semakin banyak peralatan actuator jenis hidrolik yang dihilangkan dan diganti dengan servo dan penggerak listrik. Suka tidak suka , kedepan nanti dunia penerbangan sipil kita ( entah kapan. Bisa saja datang lebih cepat dari yang kita duga ) juga akan “direpotkan” dengan teknologi tinggi PBW.

Minggu, 20 Mei 2012

MENGATASI MASALAH TVI PADA BAND 27 MHz




Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )



MASALAH TVI.

TVI yang dimaksudkan adalah TV Interference.

Kita kadang memiliki atau sering menemukan rangkaian skema Filter untuk TVI. Tetapi saya menyarankan , agar sebelum kita mencoba mengatasi gangguan signal tsb. dengan menggunakan filter , pastikan dulu bahwa anda ( pemilik pemancar 27 MC yg jadi sumber gangguan tsb ) SUDAH BEKERJA DENGAN CARA/PROSEDUR YG BENAR. 

Banyak sekali kasus dimana gangguan muncul YANG DISEBABKAN OLEH KURANG BERSIHNYA CARA KERJA ( cara melakukan pengukuran , cara memasang peralatan dsb ), Inilah cara kerja BERSIH yg. saya maksud. Seringkali ( tidak selalu lgo, tapi sering ) masalah TVI itu hilang sendiri tanpa perlu pemasangan filter2 tambahan , baik di jaringan listrik PLN/rumah , di antenna TV dsb ) setelah cara kerja & settingnya yg diperbaiki : 

1. Antenna CB betul2 match. Match dalam arti sebenarnya , dan bukan sekedar "SWR menunjukkan angka rendah". Ingat , bacaan rendah itu belum tentu baik/benar. Ada rendah yg memang benar2 nilainya rendah, tetapi ada penunjukan SWR rendah yg menipu ( penunjukan semu akibat transformasi impedansi. Nilainya sebetulnya tinggi tetapi SWR meter menunjukkan rendah ). Saya tidak akan menjelaskan lagi karena sdh. sering saya tulis ttg masalah ini. 

2. Usahakan kabel coax anda panjanganya kelipatan 1/2 lambda electric dari centre freq. 

3.Usahakan menggunakan coax berkualitas baik ( low losses ). Coax berdiameter besar lebih bagus dari yang kecil. Foamed lebih bagus dari yg. solid. 

4. Usahakan panjang coax sependek mungkin ( tetapi tetap memperhatikan butir 2 diatas ). 

5. Buat "trap" didekat ujung atas coax berupa 1 lingkaran ( coax dilingkarkan sekali pada posisi dibawah antenna sebelum kembali menjalar turun kearah "ham shack"/ruang station ). Itu untuk menyetop/mencegah adanya signal balik kebawah/bocoran , terutama yg merambat melalui outer. 

6. Antenna vertical lebih sedikit menyebabkan TVI dibanding polaritas horizontal , apalagi jika setting yg kurang cermat sebagaimana diatas. Horizontal ( terutama kalau kurang teliti melakukan pengukuran , setting maupun arah antenna ) lebih mudah menimbulkan TVI karena polaritasnya sama dengan antenna TV. Jangan pasang antenna CB terlalu dekat dengan antenna TV , apalagi jika yg dekat antenna TV adalah voltage node ( titik2 tegangan max. ) nya antenna CB. Jika yg dekat adalah current node , akibatnya sedikit berkurang. 

7. Pastikan antenna TV anda masih terkoneksi dengan baik. terminal2 antennanya -kemana kabel antenna TV 75 ohm nya terpasang TIDAK BERKARAT. Bersihkan jika berkarat. Ganti sekrup2 nya jika berkarat. Pastikan tidak ada bagian kabel TV yg putus -yg paling sering putus adalah innernya-. Kabel yg putus pada 1 titik , mudah menimbulkan TVI. 8. Kabel TV sependek mungkin. 

8. Biasakan kebiasaan baik untuk selalu memasang kabel ground pada TX / peralatan. 

9. Jangan membiasakan ( menyukai ) penggunaan power besar dari TX !!! Yang harus dibiasakan dan terus diasah adalah kemampuan untuk terus meningkatkan effisiensi dan menurunkan losses dimanapun ( baik saat mendesign TX , merancang coax , merancang antenna , menyetel antenna , menempatkan antenna. 

10. Perhatikan arah antenna TV anda. Analisis kembali arah pemancar TV yg lebih akurat ada dimana. Setel kembali pengarahan antenna TV anda , lalu setelah arah itu benar , perhatikan dimana letak / arah dimana antenna CB anda berada. Usahakan menghindari penempatan antenna dan atau tiang antenna CB "didepan" / dihadapan antenna TV. Jadi bukan hanya jarak antar kedua antenna saja yg penting , tetapi juga penempatannya. 

11. Periksa connector diujung bawah kabel coax TV. kabel harus terpasang baik. 

12. Design CB juga harus baik terutama pada rangkaian2 resonansinya ( kualitas kumparan2 : Q factor dari coil2 adalah bagian penting dari setiap design pemancar ). Semakin "tajam" pancaran dan semakin kecil/sedikit harmonic nya , semakin baik. Masalah harmonic , splatter maupun spurious ini akan makin diperparah jika rancangan antenna, penyetelannya maupun kabelnya tidak dilakukan secara cermat/ benar ).

13. Pasang shield / faraday cage atau "sangkar" pelindung yg baik - box / kotak logam yg melindungi Final Amp. yg terhubung baik ke chassis/ground. Kotak tsb harus berlubang2 agar final tidak overheated , atau memiliki fan yg tepat. Shield semacam ini sering mampu menekan kebocoran signal maupun feedback ke rangkaian lainnya. Demikianlah , sebelum kita membuat filter2 khusus, kita sudah harus memastikan dulu bahwa cara kita memasang , mengukur ,menyetel power , antenna , kabel dan pengukuran SWR nya sudah menggunakan cara2 yg bersih. Barulah setelah itu , kita layak meningkatkannya ( baru memikir ) filter2 pada antenna TV, kabel listrik dsb.

Jumat, 18 Mei 2012

HOMEBREW QRP 80M BAND TRANSCEIVER IF 455 KC

Rekan2 CB'er, untuk memenuhi permintaan pengunjung setia blog ini yang meminta supaya di postingkan juga Transceiver SSB, setelah sebelumnya di postingkan artikel dari Bli Sugawa Japan alias Tut Kreshi tentang Merakit Sendiri Radio CB Sederhana dengan mode AM.

Kali ini saya mengambil artikel ini dari sumber aslinya YC3LSB.
Transceiver ini cukup mudah untuk di buat dan saya jadi teringat waktu dulu, kira2 tahun 80 han juga pernah merakit Transceiver yang kurang lebih sama dengan skematik ini, dengan hasil yang memuaskan, cuma bedanya pada waktu itu belum saya kenal transistor jenis IRF untuk bagian RF linearnya. Jadi saya pakai lampu 12BY7A untuk bagian drivernya dan 2x6146 untuk bagian Final, dan bekerja di 80 meters band.


Secara umum Transceiver memiliki diagram blok sebagai berikut, Pada dasarnya Transceiver
terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu Bagian Vfo dan Bfo Bagian Transmitter (pemancar) Dan Bagian
Receiver (penerima), dimana terdapat beberapa blok khusus yang digunakan untuk kedua jalur tersebut
baik Transmiter atau Receiver. Sederhana sekali dalam merkit Transceiver ini alat yang kita Pergunakan
hanya Multi tester, RF Probe, SWR dan Power Meter, 1Kc Af Tone Generator dan Radio HF SSB multi
Band berfungsi sebagai monitor Frekwensi BFO, VFO, memonitor Balance Modulator sekaligus Exciter
baik pada transmitter atau Receivernya karena saya tidak memiliki Frekwensi Counter he… he… he….

Data Transceiver :
Range Frekwency : 3.700 Kc a/d 3.900 Kc
Mode : LSB Singgle Conversi
IF : 455 Kc ( Keramik Filter tipe SFU 455 )
Local Oscilator : V F O dengan Fine Tuning diode varactor
Bfo : Ceramic Filter SFU 455
RF PA : Power FET IR F640, IRF540, IRFZ44
DC : 13.8 V
RF Power : Lebih dari 8Watt

Keterangan Schema.
Urutan Perakitan berturut turut mulai dari merakit BFO, VFO, AF Amp, If Amplifier dan Produk detektor
ke rangkaian filter amplifier, Mic Amplifier, Balance modulator, RX mixer + Rf amplifier, terakhir TX
mixer urutan tersebut untuk mempermudah pengecekan masing masing unit karena rangkaian ini adalah
penggabungan dari beberapa unit rangkaian tersendiri.

BFO.
Memprgunakan keramik filter tipe SFU 455 dua kaki yang dipergunakan kaki tengah untuk ground
dikopel dengan capasitor dan capasitor trimer dan salah satu kaki pinggirnya ke basis transistor, BFO
mempergunakan dua transistor tipe 2SC1815. Tc 1 untuk mengatur frekwensy BFO pada 453.5Kc sedang
trafo IF 455Kc warna hitam untuk mengatur level daripada BFO. Untuk mengecek rangakaian ini
mempergunakan RF Probe. Pada output BFO sekunder T9 cek dengan RF Probe atur T9 smpai level out
put maksimum monitor di radio HF atau frekwensi Counter atur Capasitor trimer dan capasitor pararelnya
sampai terpenuhi frekwensi yang dibutuhkan yaitu 453.5Kc. Untuk cek apakah terjadi osilasi pada BFO
ini lepas Ceramik filter apakah RF Probe masih bergerak jika ia cek lagi rangakain nya disini apabila
ceramik filter kita lepas RF Probe tidak bergerak.

VFO.
Untuk VFO kita mempergunakan Fet Tipe 2SK192 dan diperkuat dengan satu buah transistor tipe
2SC1815. Rakit rangkaian ini serapi munkin dengan pemilihan komponen terutama capasitor disini kita
mempergunakan capasitor kertas pada rangkain Colpits oscilator. Tutup rangkaian ini dengan kotak dari
logam beserta Varconya sekalian. Pengetesan VFO sama dengan rangkaian BFO Trime Ferit Koker T13
monitor Frekwensinya dapakan frekwensi antara 4.100 Kc s/d 4.300 Kc apabila tidak didapatkan range
frekwensi tersebut atur atur jumlah lilitan dan nilai capasitor bypas ke groundnya.

AF AMPLIFIER.
AF Amplifier dipergunakan IC tipe LM386 rakit bagian ini dan cek dengan Spiker pada out putnya. Colok
kaki inputnya dengan obeng harus tidak ada cacat pada saat vulume potensio diperbesar.
IF AMP DAN PRODUK DETECTOR.
Rakit dulu produc detectornya dari mulai keempat diode 1N60 sampai T7 trafo IF 455 warna hitam
sampai dengan capasitor bypass trafo ke ground. Colok salah satu kai pinggir trafo dengan obeng keraskan
volume audio harus ada reaksi pada speaker. Pasang transistor untuk penguatnya tes pada basisnya pada
speaker harus lebih keras suaranya. Rakit bagian ini semuanya.

FILTER AMPLIFIER.
Pasang semua komponen dengan benar sampai kedelapan ceramic filternya terpasang semua. Coba dengar
pada speaker colok pada input if atau pasang beberapa meter kabel kecil yang berfungsi sebagai antenna
trim T6 dan T8 dengarkan suara di speaker sampai tidak ada cacat dispeaker harus berdesis keras.

RX MIXER DAN RF AMPLIFIER.
Rakit rangkain ini dengan baik dan benar dalam membuat lilitan harus dalam keadaan rapi. Masukkan
Snyal VFO ke input mixer coba monitor teman teman yang sedang QSO putar ferit pada koker berturut
turu dari T3 lalu T4 sampai didapat sinyal penerimaan yang kuat lalu atur ferit T1 lalu T2 sampai diterima
Penerimaan sinyal yang kuat dengan memperhatikan level pada S Meter. Apabila hal tersebut tidak
didapatkan coba cek bagian ini lebih lanjut. Dengan demikian selesei sudah Bagian Receiver unit kita.

MIC AMPLIFIER.
Rakit bagian ini semua lalu pasang IC LM 741 coba dengar out putnya dengan headphone putar potensio
level out putnya coba bicara di mikropon harus sempurna tanpa ada cacat pada out putnya.

BALANCE MODULATOR.
Balance modulator mempergunakan ic tipe AN612 yang biasa dipakai pada radio CB. Rakit semua
komponen dengan benar. Untuk cek rangkaian ini pasang probe ke outputnya pada ic AN612 bila ada
sinyal pada probe set trimpot pada IC tersebut sampai simpangan nol lalu coba colok dengan pinset pda
input mic amplifiernya jarum probe harus ada simpangan. Lalu pasang micropon coba berbicara meter
pada probe harus bergerak gerak sesuai level input bicara anda. Pasang beberapa panjang kabel kecil
sebagai antenna coba monitor diradio HF anda disini sinyalnya masih DSB Uper dan Lower Side Bandnya
bunyi. Dengarka sampai tidak ada cacat disini rangkain sudah selesei. Lalu teruskan outputnya ke
Rangkian Filter Amplifier coba berbicara denagan memasang beberapa meter kabbel ke sekunder T6 IF
455 warna Putih coba monitor diradio pada frekwensi 455 Kc dan coba berbicara trim ferit T6 dan Ferit
T8 sampai terdengar suara pada USB diradio tanpa ada selef osilasi dan ada simpangan pada meter di
probe. Apabila pada monitor radio anda sudah didapatka suara yang sempurna berarti sudah selesei
sekaligus untuk bagian If rceifernya.

TX MIXER.
Rkit bagian ini semua dengan baik buat pula lilitan pada T11 dan T12 serapi mungkin. Mixer yang kita
pergunakan denga IC tipe TA7310 pasang juga amplifiernya transistor 2SC1815. Lalu pasang out put
VFO dan Out put Balnce Modulatornya pada input ic TA7310 laulu pasang Probe beri input mic dengan
af tone generator trim ferit T11 dan T12 lihat simpangan meter probe sampai diperoleh simpangan meter
yang terbesar. Pasang microppon coba berbicara dimicropon lihat simpangan meter apabila kita tidak
berbicara micropon tapi ada simpangan pada jarum meter probe atur trim T11 dan T12 sampai tidak ada
simpangan di meter coba bicara lagi di micropon simpangan meter harus bergerak sesuai dengan level
pembicaraan di mikropon. Coba pasang beberapa meter kabel kecil pada out put tx amplifiernya monitor
diradio sesuai dengan frekwensi kerja exciter kita dengan mode LSB apabila side band tidak kita dapatkan
pada mode LSB dengan sempurana atur lagi trimer capasitor pada BFO dan putar sedikit ferit pada trafo if
T8 warna hitam smpai didapatkan side band yang kita inginkan. Sampai disini seleseilah rangkaian
exciter.

PA TX AMPLIFIER.
Rangkaian PA kita mempergunakan tipe Power Fet karena murah dan mudah didapatkan di pasaran. Buat
trafo dengan baik dan benar jangan sampai email pda kawatnya sampai terjadi lecet pasang satu tingkat
dulu transistor 2SC1815 pasang probe pada out put coba bicara di mikropon simpangan pada probe harus
lebih beh besar dari tingkat exciter disini harus tidak sampai terjadi self osilasi osilasi apabila tidak bicara
tidak ada simpangan pada jarum meter probe. Bila terjadi self osilasi coba cek bagian tersebut. Begitu pula
pada perakitan drivernya. Driver kita pakai transistor tipe 2 SC1162. power level meter yang didapat harus
lebih besar dari tingkat sebelumnya juga. Lalu final unit juga buat lilitan serapi mungkin. Pengetesan lepas
dulu input Pa dari exciter arur trimpot ukur tegangan jangan sampai melebihi 3V colok out put dengan
probe hyarus tidak ada simpangan pada meternya. Apabila terjadi simpangan berarti terjadi sel oscilasi
pada pagian tersebut. Lalu pasang input dari exciter pasang ac voltmeter dari avo meter coba bicara di
micropon meter pada ac di avo meter harus menunjukkan beberapa volt ac sesuai dengan level bicara di
mikropon.

LOW PASS FILTER.
Buat lilitan low pass filter dengan baik dan rapi L1 dan L2. pasang semua komponen cek penyambunngan
relay sampai benar pasang dumy load 50 Ohm pada konektor out put antena jangan lupa SWR dan Power
meternya dipasang. Berbicara di mikropon atur atur ferit Koker L1 dan L2 sampai didapat poiwer
maksimum lalu cek SWR nya harus menunjuk 1 : 1 dengan dumy Load 50 ohm jika tidak cek lagi Low
Pass Filternya. Setelah iti coba pasang antena 80M Band ada di konektor radio qrp anda monitor teman
yang QSO coba memasukinya dan minta report.

SKEMATIK DIAGRAM.










Rangkaian tersebut juga bisa dikembangkan menjadi Dual Band QrpTransceiver 80 M / 40 M Band yang
mana berfungsi sebagai Generator Transceiver Dual Band.dengan merubah beberapa bagian unit.
Saran dan Kritik saya tunggu dari teman teman
Sampai disini sudah selesei Perkitan HOMEBREW QRP 80M BAND dan selamat merakit.

73 de
YC3LSB

Sabtu, 12 Mei 2012

CARA MENGHITUNG PENGUATAN/DAYA DARI SUATU ANTENNA

Hallo rekan2 CB'er, kali ini saya akan mereview lagi sebuah artikel yang saya ambil dari sebuah buku "The Radio Amateur Antenna Handbook" yang diterbitkan oleh Radio Publication INC.

Sebelum kita dapat menghitung berapa besar penguatan/daya dari suatu antenna, maka terlebih dahulu kita harus memahami dulu tujuh buah hukum dasarnya.
Tujuh buah hukum dasar ini didapatkan dari teori2 yang cukup panjang di depannya yang membahas tentang antenna isotropis, antenna dipole dan antenna ground plane yang kemudian disebut dari ketiga jenis antenna ini sebagai " Yardstick of Comparison" atau sebagai antenna pembanding.

Saya persingkat saja sbb :
Antenna pembanding pertama yaitu antenna standard yang disebut Isotropis.
Antenna isotropis adalah suatu sumber titik yang memancarkan secara uniform dalam permukaan berbentuk bola.







Pada antenna ini radiasi terkonsentrasi dalam daerah tertentu di dalam permukaan bola dan juga menghasilkan intensitas yang lebih besar dibanding yang dapat dihasilkan oleh radiator isotropis sejenisnya, ini menunjukkan adanya penguatan daya dibanding radiator isotropis. Penguatan daya, jadinya adalah berbanding terbalik dengan bagian dari keseluruhan daerah dalam dari permukaan bola yang menerima radiasi terkonsentrasi.








Beberapa antenna secara praktisnya mempunyai daerah pancaran yang tidak sama dan sering kali di antaranya mempunyai penguatan daya jika dibandingkan radiator isotropis. Daerah pancaran ini pada umumnya tidak terdefinisikan secara tajam, tetapi sebenarnya bergeser sedikit dari pusat dari daerah tersebut.
Antenna isotropis ini dipertimbangkan untuk menjadi antenna standard. Antenna ini sebenarnya bukan suatu standard yang praktis, dan tidak mudah untuk mengkontruksinya. Kesemuanya ini tergantung pada kenyataan bahwa tidak dibutuhkan definisi dari arah radiasi untuk pembanding yang bisa dibuat, sedemikian hingga radiasi ini ohmnidirectional (ke semua arah).
Radiator isotropis, yang telah diceritakan terdahulu, merupakan standard dasar pembanding yang ada dalam teknik pekerjaan antenna. Antenna ini dianggap mempunyai penguatan daya yang sama dengan satu, atau dalam satuan decibel adalah sama dengan 0 db. Sebagai pendekatan dari antenna isotropis ini dapat dipilih antenna dipole dengan ukuran yang sangat kecil (barangkali hanya sekitar 1/100 panjang gelombang) dengan syarat arus haruslah konstan sepanjang antenna, dan mempunyai efisiensi 100 prosen. Antenna isotropis ini, dikarenakan ukurannya yang sangat kecil, maka bila dihitung, kira2 mempunyai penguatan daya yang negatif sebesar -2,1 dB bila dibandingkan antenna dipole setengah panjang gelombang mempunyai penguatan sebesar +2,1 dB. dibanding antenna isotropis.

Antenna pembanding kedua yaitu antenna Dipole.
Semenjak ditemukan antenna dipole yang sederhana, maka banyak pabrik antenna yang menetapkannya sebagai "pembanding standard" selain antenna isotropis. Tidak ada kesulitan dengan memakai pembanding antenna dipole, tetapi titik nol dB antenna lainnya menjadi bergeser sebesar 2,1 dB. Penguatan antenna dipole ini diberikan oleh energi broadside yang terkonsentrasi selain dari kesemua cabang nya dalam arah2 yang lain. Beberapa pabrik menyatakan bahwa antenna dipole ini bisa dipakai sebagai antenna pembanding yang lebih baik, jika saja radiasinya di buat hampir dalam satu lingkaran penuh tertutup. Jika ada antenna2 yang lain yang dibandingkan terhadap antenna dipole, maka penguatan/gain dari antenna2 tersebut sebagai dBd (decibel terhadap dipole), jadi bukan lagi dBi.







Antenna pembanding ketiga yaitu antenna bumi datar atau Ground Plane.
Dalam hal ini hanya sering di gunakan untuk antenna vertical adalah antenna bumi datar (antenna ground plane). Antenna ini mempunyai penguatan daya kira2 sebesar 0,3 dB di atas antenna isotropis.
Faktor gain dari antenna bumi datar yang praktis ini terdiri dari logam yang vertikal ke atas di samping logam2 lain yang horizontal memiliki variasi yang banyak sekali.





Ternyatalah, dari faktor penguatan antenna yang dituliskan bisa berubah sebesar 2,1 dB, dengan hanya merubah antenna pembandingnya, dari antenna pembanding isotropis menjadi antenna pembanding dipole. Jadi hanya merubah istilah dari dBi ke dBd.

Setelah secara singkat kita mempelajari dan memahami mengenai ke tiga jenis antenna pembanding di atas, sekarang kita kembali lagi untuk membahas tujuh buah hukum dasar yang dijadikan patokan untuk menghitung penguatan/daya dari suatu antenna atau sering kita bilang "Berapa dB sih...penguatan antenna ini ?"

TUJUH BUAH HUKUM DASAR

Tujuh buah hukum berikut ini, diberikan pada kita dengan keakuratan performans "yardstick" untuk semua antenna. Untuk pemakaian ketujuh buah hukum ini, dipakai antenna isotropis sebagai referensi.

Hukum 1 : Antenna pembanding yang paling mendasar adalah antenna isotropis, yang dipakai sebagai referensi penguatan daya  0 decibel (dBi).

Hukum 2 : Penguatan dari antenna dipole setengah panjang gelombang adalah 2,1 decibel di atas isotropis (referensi dBd).

Hukum 3 : Penguatan antenna dengan quad loop satu elemen (elemen driven) adalah 4,1 dBi di atas antenna isotropis, atau 2 dBd di atas antenna dipole.

Hukum 4 : Penguatan antenna yang mempunyai sebuah pemantul (reflector) atau pengarah (director) adalah sebesar 5 dB di atas penguatan antenna dengan elemen driven tersebut.

Hukum 5 : Penambahan penguatan daya yang disebabkan penambahan elemen pengarah (director) ada berbagai ketentuan ; Untuk penambahan satu elemen pengarah menyebabkan penambahan penguatan sebesar 2 dB, penambahan berikutnya memberikan penambahan penguatan sebesar 1 dB, tiap2 penambahan satu pengarah.

Hukum 6 : Bila kedua pemantul dan pengarah dipakai bersama-sama, maka penguatan dari pemantul tersebut mengalami penurunan dari 5 dB menjadi 3 dB.

Hukum 7 : Penguatan antenna yang diukur dalam bidang vertical tidak boleh dihitung lagi dalam bidang hirizontal atau berbagai versi lain.

PENERAPAN HUKUM DASAR

Baiklah, rekan2 CB'er, tujuh buah hukum dasar telah kita ketahui semuanya. Antenna pembanding kita sebagai pengingat secara teoritis adalah antenna isotropis. Sekarang marilah kita gunakan hukum2 tersebut.

Contoh :
Berapa besar penguatan/gain daya dari antenna Yagi parasitic yang terdiri dari 3 elemen dibandingkan terhadap antenna isotropis ?







Jawab :
Antenna Yagi 3 elemen tersebut dari dipole (elemen driven yang dibangkitkan oleh pemancar/transmitter), elemen pemantul dan sebuah elemen pengarah. kita dapat membandingkan dengan pembanding antenna isotropis (hukum1) sebagai referensi, atau titik awal. Kemudian gunakan hukum 2, 4 dan 6.

Cara menggunakan hukum tersebut adalah dengan menjumlahkan setiap penguatan yang terdapat dalam masing2 hukum, dan penjumlahan dari semuanya itu merupakan pendekatan terbaik dari penguatan daya yang dinyatakan dalam decibel. Marilah kita mulai.

Penguatan daya adalah :                                  

Penguatan dipole                                               = 2,1 dB (hukum 2)
Penguatan pemantul                                           = 3,0 dB (hukum 4 dan 6)
Penguatan pengarah                                           = 5,0 dB (hukum 4)
                                                                         ______________________ +
Penguatan antenna Yagi                                     = 10,1 dBi (terhadap isotropis)


Contoh :
Berapa penguatan daya dari beam quad 4 elemen ?







Jawab :
Penguatan daya adalah :

Penguatan elemen quad loop                              = 4,1 dB (hukum 3)
Penguatan pemantul                                           = 3,0 db (hukum 4 & 6)
Penguatan pengarah pertama                              = 5,0 dB (hukum 4)
Penguatan pengarah kedua                                 = 2,0 dB (hukum 5)
               
                                                                          _____________________ +
Penguatan antenna                                              = 14,1 dBi (terhadap isotropis)


Contoh :
Berapakah penguatan daya dari antenna Yagi 2 elemen yang menggunakan sebuah pengarah ?







Jawab :
Antenna Yagi 2 elemen terdiri dari elemen driven dan sebuah pengarah. Sebagai pembanding digunakan antenna isotropis (hukum 1). kemudian gunakan hukum 2 dan 4.

Penguatan daya adalah :

Penguatan dipole                                                = 2,1 dB (hukum1 dan 2)
Penguatan pengarah                                            = 5,0 dB (hukum 4)

                                                                          ______________________ +
Penguatan antenna                                              = 7,1 dBi (terhadap isotropis)


Sekarang kita sudah mengerti, jadi penguatan antenna dapat dicari secara sangat sederhana dengan cara menjumlahkan masing2 penguatan yang tertera dalam masing2 hukum. Kita dapat menggunakan ketujuh hukum dasar ini untuk menghitung penguatan antenna hanya dengan melihat saja dari kejauhan.

Sekarang Berapa Penguatan/Daya Untuk Antenna Vertical ?
Ada empat hukum yang harus digunakan untuk antenna vertical, sebagai misal antenna bumi datar, antenna setengah panjang gelombang vertical dan 5/8 panjang gelombang vertical. Ada kenyataan bahwa antenna tidak mungkin dapat memancarkan sinyal ke seluruh dunia, jika tidak ditambah dengan elemen parasitic.

EMPAT HUKUM DASAR ANTENNA VERTICAL

Hukum 1 : Antenna dasar yang dipakai sebagai pembanding tetap antenna isotropis, yang dianggap mempunyai penguatan/gain = 0 dB.

Hukum 2 : Penguatan dari antenna bumi datar yang mempunyai panjang = 1/8 panjang gelombang adalah sebesar 0,3 dBi diatas penguatan antenna isotropis sebagai referensi.

Hukum 3 : Penguatan antenna vertical setengah panjang gelombang dipole adalah 2,1 dBi.

Hukum 4 : Penguatan antenna vertical 5/8 panjang gelombang dipole adalah sebesar 3,3 dBi.

Jadi kesimpulannya, penguatan antenna vertical 5/8 panjang gelombang diatas penguatan antenna bumi datar adalah = 3,3 - 0,3 = 3 dB.







Jadi bagaimana kita dapat menceritakan mengenai perbedaan yang ada diantara beberapa antenna vertical yang menyerupai tongkat vertical itu ? Jawabnya mudah, ukur atau perkirakan keseluruhan ketinggian antenna tersebut dalam satuan panjang gelombang, maka kita akan mendapatkan jawabannya.

Rabu, 09 Mei 2012

MERAKIT SENDIRI RADIO CB 27MHz SEDERHANA (SIMPLE 27MHz CB RADIO HOMEBREW)



Artikel ini ditulis oleh : Sugawa Japan alias Tut Kreshi (Denpasar-Bali)

1. Pendahuluan

Radio CB atau Citizen Band adalah alat komunikasi yang populer di masyakat kita era 80-an, yang mana radio ini dipakai komunikasi antara penduduk baik antar satu wilayah maupun antar pulau. Radio CB adalah radio yang mempergunakan gelombang pendek SW3 atau frekuensi pembawa sekitar 27 MHz dengan sistem modolasi AM, SSB maupun FM. Seiring berkembangnya teknologi radio, maka hadir pula alat komunikasi radio yg lain seperti radio VHF dan radio UHF.

Radio CB adalah radio komunikasi dua arah yang bisa kita buat sendiri dengan tingkat kesulitan yang sedikit, ketimbang radio VHF dan UHF , atau istilah kerennya di sebut radio home brew (radio buatan sendiri di rumah), di samping ada radio buatan pabrik (built up). Seiring berkembangnya jaman maka keberadaan radio CB mulai terdesak, karena orang lebih cenderung memakai radio VHF dan UHF, karena beberapa kelebihannya seperti, modolasi lebih bagus, channel lebih banyak, noise lebih sedikit, praktis, dll. Sehingga saat ini radio CB sudah agak sulit didapat, termasuk komponen untuk spare partnya.

Dengan banyaknya kembali penggemar radio CB yang muncul di tanah air belakangan ini, dan susahnya mencari radio CB yang sudah jadi, maka dari itu saya mencoba mencari solusi alternatif guna mempopulerkan kembali radio CB di tanah air dengan cara mencoba membuat sendiri radio CB yang simple, murah dan mudah untuk dibuat, juga komponennya mudah di dapat, namun hasilnya lumayan. Karena tingkat pembuatan yang mudah dan singkat maka kemudian radio CB sederhana ini saya sebut CBS yaitu singkatan dari CB sederhana/simple. Sistem pemodulasian yang dipakai adalah Amplitude
Modolasi/AM.





2. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan radio ini adalah antara lain:
a. Membuat sarana alat komunikasi radio dua arah yang murah/ekonomis mudah dibuat dan komponennya tersedia banyak dipasaran. Bisa juga di buat dari komponen radio rongsokan yang sudah tidak dipakai.

b. Sebagai jalan untuk mengatasi kelangkaan/krisis radio CB di tanah air. Karena banyak penggemar radio Cb di tanah air yg kesulitan mencari radio pabrikan.

c. Untuk mengganti intercom kabel yg dipakai sarana komunikasi di pedesaan. Karena dengan radio ini komunikasi di pedesaan lebih praktis, tanpa perlu kabel dan jangkuannya bisa lebih jauh.

d. Sebagai alat eksperiment bagi yang suka atau hobi dengan tehnik radio pemancar dan penerima. Cocok juga untuk pemula, pelajar dan mahasiswa ataupun teknisi untuk praktek teknik pemancar dan penerima radio.

3. Pembuatan Bagian Penerima (Receiver/RX)
Radio CB yang saya rancang ini rangkaiannya sangat sederhana, dan biaya pembuatannya sangat murah, komponennya juga sangat gampang didapat, atau komponennya bisa didapat dr komponen bekas misalnya dr radio penerima am rongsokan, seperti komponen IC, keramik filter (CF), varco, koker, dll. Begitu juga untuk kristal pemancarnya kalau susah mendapatkan xtal 27.125 Mhz (ch 14), juga bisa dipakai xtal mpeg VCD dengan frekuensi 27.000 Mhz. Bisa didapat dr bangkai mpeg vcd yang sudah ngak dipakai .

Untuk Receivernya CBS ini menggunakan sistem penerima superheterodyne dengan memakai satu buah IC radio saku yakni IC dg tipe TA 2003 buatan Toshiba. Dimana didalam IC sudah terdapat penguat osilator, penguat RF, mixer, penguat IF dan detector. Sedangkan untuk amplifiernya menggunakan IC LM 384 yang harganya sangat murah dan bentuknya sangat ringkas.

Untuk membuat osilator lokal maka dapat dipakai osilator kristal, maupun osilator LC collpits. Untuk kristal pada bagian penerimanya dipakai xtal 26.670 Mhz (ch 14 ). Kalau susah mendapatkan kristal untuk receivernya, bisa dipakai rangkain LC Collpits, jd cukup hanya satu Xtal saja pada pemancarnya saja. Jika memakai osilator collpits maka receivernya bisa di tala dari 26 mhz s/d 28mhz, dengan menggunakan sebuah varco. Jadi berapapun anda punya xtal untuk Tx(transmitter) , Rx(receiver)nya tetap bisa di tuning.





4. Pembuatan Bagian Pemancar (Transmitter/TX) 
Untuk mengirit biaya dan memudahkan untuk membuatnya, maka bagian pemancarnya hanya dibuat dua tingkat yaitu bagian osilator dan penguat RF, dengan output RF yang lumayan yang bisa di hasilkan yakni kurang lebih 3 watt, sesuai dg transistor yang dipakai pada osilator maupun penguat RF nya dan tegangan yang diberikan pada pemancar ini. Pada bagian osilator dipakai kristal dengan selisih 455 Khz dari kristal penerimanya. Untuk ch 14 midle dipakai kristal 27.125 Mhz. Bila susah mendapatkan Kristal ini, pakailah Kristal bekas mpeg VCD atau mobil mobilan dengan remote control dengan frekuensi sebesar 27.000 Mhz. Tapi menurut saya Kristal 27.000 Mhz masih banyak di jual dipasaran.

Untuk mencapai jangkauan yang lebih jauh maka antena harus matching dan dipasang setinggi mungkin. Atau dengan membuat penguat RF tambahan sehingga daya dihasilkan lebih besar. Sebagai perbandingan dengan tinggi antena 2 pipa radio ini sudah bisa menjangkau sejauh kurang lebih 40 km atau mungkin lebih jauh sesuai ketinggian tempat dan propogasi gelombang Rf yang di pancarkan. Untuk modolasi menggunakan sistem modolasi DC dengan mengunakan satu buah Transistor D 837 atau transistor yang sejenis, dengan alasan untuk mengirit tempat disamping itu juga karena OT sudah langka di pasaran



Untuk memperbesar Skematik CBS, klik pada gambarnya



Daftar Komponen Radio C B S :

Resistor                        Variable Resistor

1 K                               10 K (potensiometer)
10 Ohm                        10 K (trimpot)
560 Ohm
10 K
4 K 7 (2x)                    
1 K
120 K
6 K 8
100 Ohm (2x)
15 K

Capasitor

30 pF (4x)                     33 uF/16v
330 pF                           2.2 uF/1 v (2x)
68 pf (2x)                      470 uF/16v (3x)
80 pF                             10uF/16v
82 pF                              47 uF/16v
100 pF
180 pF
4.7 nF
33 nF
22 nF (2x)


Transistor                       I C                               Dioda

C 1675                            TA 2003                      Dioda 3A
2 N 2222                         LM 386                       1 N 4148
BD 329                            LM 7806
D 837


X'tal                                 Relay 12 Vollts, 2 induk          

CF 455 Kc                       Mic connector 4 pin
26.670 MHz
27.125 MHz


T 1 : P = 8 T                 S = 4 T       koker 8 mm, kawat 0.5 mm
T 2 : P = 5 T, 6 T          S = 6 T       koker 8 mm, kawat 0.5 mm
T 3 : P = 5 T, 6 T          S= 4 T        koker 8 mm, kawat 0.5 mm


RFC 1, RFC 2 : 10 T, koker 5 mm, kawat 0.8 mm

L 3 : 6 T, koker 8 mm, kawat 0.8 mm


Gambar berikut dibawah ini merupakan pcb cbs yang dirancang oleh pak Hani Safrudin
Terimakasih banyak untuk pak Hani atas design pcb cbs nya yang begitu cantik :-)



PCB CBS yang dirancang oleh Pak Hani Fahrudin


Skematik berikut dibawah ini adalah rangkaian Oscilator VFO untuk diterapkan pada CBS, sebagai alternatif/pengganti X'tal yang mungkin bagi sebagian rekan2 agak sukar untuk mendapatkan nilai X'tal tersebut di daerahnya masing2.
Semoga bisa membantu.

26 - 27MHz Simple CB Radio (CBS) VFO

5. Kelebihan dan kekurangan CBS 
Kelebihan : ekonomis, mudah dibuat, komponen banyak tersedia, tidak interferensi ke alat elektronik yg lain, karena daya output cuma 3 watt, hemat daya (trafo 3 A sudah kerja), jangkauan lumayan luas tergantung tinggi antena, barangnya sangat kecil dan efisien tempat, cocok untuk pengganti intercom kabel, bisa dikembangkan di semua band komunikasi radio seperti MF, HF dan VHF tergantung osilator dan Tx yg di buat. Tidak memakai IF trafo, OT trafo, dan final transistor.

Kekurangannya: channel terbatas, kalau Rx nya memakai rangkaian collpits (bukan Xtal) kadang Rxnya bergeser jadi harus memakai varco untuk zero bitnya (inilah keasyikannnya) , disamping itu varco juga bisa membuat receiver band yg lebar. Kalo mau daya Tx yg besar hrs di buat rangkaian HF final amplifier.

6. Penutup
Radio CBS yang saya rancang ini jauh dari sempurna, semoga pembaca bisa lebih menyempurnakan di kemudian hari. Harapan saya semoga CBS ini bisa memberikan manfaat dan bisa meramaikan kembali komunikasi di jalur 11m band (27 mhz) di tanah air. Jika ada yang kurang berkenan saya selaku penulis dan perancang CBS ini minta maaf dan jika ada pertanyaan yang perlu didiskusikan, hubungi admin blog ini atau bergabunglah ke Facebook group : HOME BREW PROJECT. Sekian dan terima kasih.


Wasalam Tut Kreshi (Denpasar-BALI)

Jumat, 04 Mei 2012

MODIFIKASI AUDIO SSB SUPERSTAR 2000, 2200, 2400




Bagaimana Cara Memodifikasi Superstar 2000, 2200, 2400 dll, (berlaku sama juga  untuk semua type Radio CB lainnya cuma identitas komponen seperti yang ditunjukkan misal C91, R67 dst. tidak sama) agar supaya audionya serasa Kenwood TS430S ? :-D

Langsung saja yah...begini caranya :
Pertama, buka cover atas dan bawah dari Radio SS 2200 ini.
Kedua, cari lokasi IC Balance Modulator AN612 (IC4)
Perhatikan Pin No.1 dari IC AN612 ini, ada capasitor tantalum/elco (C91), 0,22uF/50V atau terkadang 0,47uF/50V, yang salah satu kaki dari capasitor ini (+)  nyambung ke Pin No.1 dari IC AN612. Kemudian kaki capasitor lainnya (-) tersambung ke Resistor 1K (R67) dan kaki R67 yang lain tersambung ke kaki tengah dari Resistor Variable (RV6) 500 Ohm, kaki RV6 yang lain nyambung ke ground, dan kaki RV6 yang lain lagi nyambung ke R152, 2K7 melalui layer PCB atas.
Selanjutnya kaki dari R152 yang lain nyambung ke out put IC Audio Pin No.1 (IC6) melalui sebuah capasitor dulu C162, 470uF/16V.

Dengan memperhatikan jalur2 PCB tersebut kita sekarang sudah mengerti dari mana asalnya/sumber audio untuk sistim modulasi pada mode SSB.

Perhatikan pada gambar layout komponen Superstar 2200 ini, untuk lokasi IC Balance Modulator AN612 yaitu IC4 kemudian RV6 dan IC Audio yaitu IC6.




Skematik Super Star 2000, 2200, 2400, Hy Gain V
dan Radio CB lainnya yang mempunyai kode pada PCBnya
PTBM 131 A4X

Untuk mendapatkan hasil gambar skematik yang tidak pecah

sewaktu dibesarkan klik pada DOWNLOAD di bawah ini

DOWNLOAD SKEMATIK SUPER STAR 2000,2200,2400


Sekarang mulai kita modifikasi bagaimana agar supaya audio dari Superstar 2200 ini serasa audionya Kenwood TS430S he...he :-D

Objectives :
Dengan mempelajari dan mengetahui seputar modifikasi ini, kita diharapkan bisa melakukan modifikasi radio cb kita sendiri, tidak dimodifikasikan lagi oleh orang lain. setuju ?

Supaya hasil audio pada mode SSB bagus keluarannya atau didengar lawan bicara kita bagus, tidak cempreng seperti kebanyakan audio aslinya, atau seperti kumur2 kedengarannya.
Caranya jangan pakai lagi sumber audio untuk modulasi dari aslinya yang ada di dalam radio ini yaitu dari IC audio atau IC6.
Fungsi dari IC6 ini tetap terpakai untuk audio penerimaan dan untuk modulator pada mode AM saja.

Sedangkan untuk memodulasi SSB atau USB/LSB, kita ambil sumber audio/modulator dari luar saja. Satu tingkat Pre Amp Mic saja sudah cukup. Atau kalau mau lebih bagus lagi Pre Amp Mic nya dilengkapi dengan Tone Control.

Untuk Pre Amp Mic yang bagus yang biasa saya rakit dan cocok untuk berbagai jenis radio, cocok juga untuk dipakai pada output tx yang besar dengan tanpa kemasukan RF.
Soalnya menurut pengalaman dalam merakit berbagai Pre Amp Mic sebelum menemukan rangkain Pre Amp Mic yang ini, biasanya semua jenis rangkaian Pre Amp Mic itu bisa dipakai pada radio, artinya tidak kemasukan RF dari tx nya pada output power tx rendah, misal 5 - 10 watts tapi setelah dipakai di radio yang lebih tinggi output tx nya hasilnya jadi nggak karuan.

Sekarang kita kembali lagi pada pembahasan sekitar modifikasi audio untuk SSB pada Superstar 2200, jadi hampir lupa nih...

Oh...ya...cari letak Resistor R67 (1K), kalau sudah ketemu lepas bagian kakinya dengan disolder sebelah saja yang nyambung ke capasitor/elco C91 (0,22uF/16V).
Sekarang bekas kaki R67 pada bagian jalur PCB yang nyambung ke capasitor C91, solderkan sedikit kabel pada titik tersebut dan jumper langsung ke Pin Mic No.1.



Kabel warna putih adalah kabel jumper dari kapasitor input IC Ballance Modulator C91 ke  TP 16
pada Radio CB Superstar 2000, 2200, 2400 

Tips : supaya tidak kelihatan langsung jumperan tadi, jangan disolderkan langsung di Pin Mic No1 tapi solderkan saja di TP16, hasilnya sama saja TP16 ini menuju ke Pin Mic No.1 juga, cuma lebih manis saja kelihatannya dan jarak kabel jumperannya lebih pendek, apalagi lewat sebelah atas PCB, sambil diumpet-umpetin pakai kabel telanjang satu lembar, biar orang lain jadi bingung gimana cara memodifikasinya dan susah ditiru padahal cukup mudah kan...he..he;-)

Nah...Modifikasi untuk audio SSB pada radio sudah selesai. sekarang buat cukup satu tingkat saja Pre Amp Mic diluar. Usahakan dengan PCB yang kecil dan dapat dimasukkan ke dalam kotak PTT dengan Mic condenser lebih bagus dan dipasang Variabel Resistor untuk mengatur volume audio nantinya.

Saya sangat merekomendasikan skema Pre Amp Mic di bawah ini, karena sudah terbukti sangat bagus sekali.




Skematik Pre Amp Mic





Untuk pengambilan tegangan +13.8v untuk Pre Amp Mic ini diambil dari dalam radio cb melalui resistor 2k2, kenapa harus melalui resistor 2k2 dulu ? Jawabannya : Supaya tegangan + yang melalui kabel spiral mic radio tidak  langsung sebesar 13.8v. Ini untuk menjaga hal2 yang tidak kita inginkan, seperti konsleting antar kabel di dalam kabel spiral mic itu sendiri maupun di dalam kotak mic nya. Jadi kalau tegangannya agak rendah atau sudah diturunkan dulu dengan resistor 2k2 yang dipasang dalam radio, seandainya terjadi konsleting yang mungkin saja terjadi karena kabel di dalam kabel spiral mic lecet  karena sering ketarik dan keplintir waktu pemakaian, tidak membikin fatal paling2 resistor 2k2 nya yang putus karena hangus, jadi tidak sampai kabel spiral mic nya ikut terbakar atau sikring pada power supply utama radio putus. Selain itu juga fungsi resistor 2k2 ini untuk mengurangi tegangan/menurunkan dari 13.8v menjadi sekitar 8/9v.O'ya rekan2 cb'er, mungkin sudah mengetahuinya yah ?

Pasang resistor 2k2 ini pada pin no.3 di socket mic radio cb Superstar 2000, 2200, 2400, dan kaki resistor yang lain sambung ke +13,8v, ambil dari saklar on/off yang bersatu dengan potensiometer volume radio, supaya jaraknya dekat.  Pastikan solderkan di kaki saklar yang nyambung dengan tegangan +13.8v pada saat radio di on kan, dan pada saat radio off maka tegangan yang diambil untuk pre amp mic juga ikut mati.

Pasang relay kecil tambahan 1 induk yang berfungsi untuk memutus/menyambungkan audio out dari pre amp mic yang kita buat tadi, dengan cara menyambungkan pin no.1 pada soket mic disambung ke pin  relay NO : Normally Open, kemudian pin induk/common nya disambung ke in mic radio cb. Kenapa audio out dari pre amp mic ini harus diputus/disambungkan dengan relay ? Jawabannya : supaya tidak terdengar bunyi feedback/storing pada waktu receive.
Untuk tegangan relay tambahan 1 induk ini dengan cara mempararellkan nya dengan relay yang sudah ada bawaan nya pabrik radio cb.

Nah...selesai sudah tentang seputar modifikasi audio Radio CB Superstar 2000, 2200, 2400 ini dengan harapan sekarang audio/modulasinya berubah seperti Kenwood TS430S.
Jadi Superstar 2200 rasa Kenwood TS430S he..he..he :-D

Untuk modifikasi radio cb lain selain type Superstar 2000, 2200, 2400 pada prinsipnya sama saja bisa dilakukan.

Disclaimer :
Admin Radio Tengkorak tidak bertanggung jawab atas segala hal kerusakan yang timbul karena diakibatkan oleh perbuatan modifikasi anda. Informasi ini hanya sebatas ilmu pengetahuan saja bagaimana cara merusak radio cb anda, eh...salah :-D maksudnya bagaimana cara memodifikasi audio radio cb anda.
Kalau tidak berani menanggung resiko jangan coba2 melakukan modifikasi, karena radio anda akan jadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya he..he..he

Selamat mencoba dan sukses