MENU

Kamis, 28 Juni 2012

MELATIH KOMPUTER UNTUK MENGENALI EMOSI

Kemampuan untuk membaca sinyal emosi manusia telah banyak diteliti oleh para ahli. Selain dalam bidang psikologi, teknologi komputer telah mulai merambah bidang ini.

Sebut saja Nao, mesin yang mengerti cara mengekspresikan dan mendeteksi emosi baru saja diluncurkan di tahun 2010. Robot ini menggerakkan bahunya ketika ia merasa sedih dan mengangkat tangannya untuk minta pelukan ketika ia merasa bahagia. Robot ini didesign untuk meniru kemampuan emosi dari anak berusia satu tahun. Ia dapat membentuk ikatan dengan orang lain, mendeteksi emosi manusia, mendeteksi seberapa dekat seseorang padanya dan mengingat raut wajah seseorang. Tetapi ini hanya terbatas pada emosi satu sisi; bagaimana caranya agar sang robot dapat mendeteksi emosi manusia sebagai timbal balik?

The Affective Computer Research Group, grup riset yang berbasis di Massachusetts Institute of Technology sedang mengerjakan sebuah proyek komputer yang dapat membaca ekspresi wajah dan mendeteksi emosi dasar seperti suka atau tidak suka. Lebih hebatnya lagi, hal ini dapat dilakukan melalui webcam, atau kamera smartphone. Dari mengidentifikasi pergerakan mata, alis, hidung dan juga pergerakan kepala, emosi manusia dapat terbaca. Sebagai tambahan, grup ini telah mengembangkan alat yang dapat dikenakan seperti gelang elektronik yang dapat mendeteksi level stress atau level kegembiraan melalui pengukuran kelenjar keringat.  

Klaim mereka adalah, “Alat pengukur emosi akan semakin berkembang”. Hal ini akan memudahkan orang untuk dapat berkomunikasi. Seperti contohnya versi canggih dari klik “like” di Facebook. Dengan perkembangan baru ini, tentunya komponen elektronik seperti seperti  connectors  dan capacitor akan semakin mengembangkan produk mereka untuk menyesuaikan diri dengan teknologi baru ini.

Jika dilihat dari segi komersial, teknologi ini akan dapat mendeteksi efek dari iklan secara langsung terhadap penonton. Juga efek terhadap pidato politik seorang pemimpin Negara.  Walaupun begitu ada ketakutan bahwa semakin lama robot akan dapat menyaingi manusia dalam hal kepandaian emosi. Bisa jadi tidak lama lagi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar