MENU

Rabu, 20 Juni 2012

TEKNOLOGI DIGITAL DALAM SINEMA

Di jaman modern ini, Anda dapat menyaksikan teknologi digital semakin berkembang. Faktanya, seluruh dunia tampaknya menjadi lebih banyak menggunakan teknologi digital. Apabila Anda melihat di sekitar, Anda dapat melihat penggunaan telepon genggam, pemutar DVD, kamera digital, video game, scanner komputer dan satelit digital semakin umum. Tidak hanya alat-alat elektronik sehari-hari, dunia hiburan pun telah mengadopsi teknologi digital, dan kita sebagai konsumen telah menerima perkembangan baru ini dengan tangan terbuka. Sebagai contoh kita telah berganti dari analog ke televisi digital, dan lebih jauh lagi, teknologi digital mulai memasuki dunia layar lebar.

Jadi, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sinema digital? Hal ini memiliki arti penggunaan teknologi untuk menangkap, mendistribusikan dan menampilkan gambar bergerak, jadi dampaknya terdapat di tiga area: produksi, distribusi dan proyeksi. Seperti halnya dengan televisi digital, di sinema digital, peningkatan drastis dapat dilihat pada kualitas gambar, ongkos produksi dan fleksibilitas. Jika dibandingkan dengan teknologi film yang klasik, teknologi digital jauh lebih murah dan proses editing setelah produksinya dapat dilakukan secara lebih efisien. Jika dilihat melalui perspektif bisnis, feature paling menarik adalah proses distribusi yang relatif lebih cepat. Untuk rumah produksi, teknologi film membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk diproses dan didistribusikan ke teater-teater di seluruh dunia, belum lagi jika film tersebut dikembalikan setelah selesai penayangan. Dengan teknologi digital, hasil akhir yang berupa file komputer dapat dibuat dalam bentuk DVD dan dikirimkan melalui broadband. Hampir tidak ada waktu dan biaya percuma yang terbuang.

Sedangkan jika berbicara mengenai proyeksi film, tujuan utama video digital adalah menghadirkan penonton dengan kualitas gambar yang maksimal. Walaupun teknologi film dapat menghadirkan gambar dengan kualitas tinggi, tetapi selang beberapa lama, kualitasnya turun secara drastis. Dengan teknologi digital, kualitas film tetap sama walupun film telah diputar berulang kali. Dua teknologi proyeksi sinema digital yang terpopuler sekarang adalah proyektor Micromirror seperti  Texas Instruments’ Digital Light Processing dan LCD proyektor seperti JVC’s Digital Image Light Amplifier. Di proyektor DLP, sebagai contohnya, gambar diciptakan oleh cermin mikroskopik yang terletak di chip semikonduktor, yang dikenal sebagai Alat Digital Micromirror (Digital Micromirror Device). Masing-masing cermin merepresentasikan satu atau lebih pixel di gambar yang diproyeksikan. Jumlah cermin kemudian berkorespondensi dengan gambar yang diproyeksikan. Di system ini, lampu berkekuatan tinggi menyinari prisma yang membagi cahaya menjadi warna merah, hijau dan biru.  Setiap pantulan warna menyinari Alat Digital Micromirror yang berbeda – chip semikonduktor yang terdiri dari jutaan cermin kecil. Sedangkan proyektor LCD bekerja dengan sistem yang sedikit berbeda, merefleksikan cahaya intensitas tinggi dari cermin tidak bergerak yang diselimuti dengan liquid crystal display (LCD). Berdasarkan sinyal digital, proyektor mengarahkan sebagian dari liquid crystals untuk mengatur pantulan cahaya. Secara tidak langsung, LCD memodifikasi cahaya intensitas tinggi untuk membentuk gambar. Teknologi kompleks inilah yang terjadi di belakang layar film digital.

Meskipun teknologi digital memiliki banyak keuntungan, tetapi kelemahan teknologi ini - dan ketakutan dari industry film adalah : pembajakan. Walaupun demikian, berdasarkan riset konsumen, penonton secara umum lebih memilih film digital daripada film tradisional – hal ini menjadikan teknologi digital semakin pesat berkembang di masa mendatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar