MENU

Sabtu, 01 September 2012

5/8 LAMBDA OHMNIDIRECTIONAL ANTENNA UNTUK 11.4.. MHz



Sekitar dua tahun yang lalu, saya mendapatkan kiriman skematik antena ini dari Kang Victor Bandung.
Berawal dari sering komunikasi/qso di sekitar frekwensi 11.4..MHz dengan Kang Victor, saya tertarik dengan antena yang dipakainya. Karena signalnya selalu kuat dari bandung sampai di tempat saya di Denpasar Bali, dengan rata2 signal yang saya terima S9+20-30dB, kemudian saya penasaran apa antena yang sedang dipakai Kang Victor ?

Setelah saya tanyakan, dia bilang pakai antena vertical 5/8 lambda. Kemudian selang kira2 satu bulan
berikutnya, saya mendapatkan kiriman skematiknya.

Setelah dilihat dan diamat-amati ternyata antena vertical 5/8 lambda nya Kang Victor itu sebagian radial antenanya dipasang secara horisontal.

Untuk antena 5/8 lambda untuk bekerja di 11MHz seperti gambar diatas, bisa dipasang juga Wipp/Radial antena secara menurun miring dari atas ke bawah seperti bentuk antena sloper.




1. CARA MENCARI PANJANG WIPP/RADIAL ANTENNA 5/8 LAMBDA
300.000 / f  =  lambda x 5/8.    Contoh : 300.000 / 11420 = 26.27 x 5/8 = 16.42 Meters

2. CARA MENCARI PANJANG RADIAL GROUND 1/4 LAMBDA
300.000 / f  =  lambda : 4          Contoh 300.000 / 11420 = 26.27 : 4 = 6.57 Meters

3. CARA MENCARI NILAI SWR 1 : 1 ADALAH
a. Solderkan jumper konektor (J1), pada lilitan ke 6 pada Trap Matcher.
b. lihat display frekwensi pada perangkat, SWR 1 : 1 ada difrekwensi  berapa, kalau ada dibawah, pindah posisi Trap mendekati ke titik ujung yang menuju Wipp dengan jarak pindah/geser +/- 2 s/d 3cm.
Akibat nilai SWR 1 : 1, akan pindah dari frekwensi bawah ke atas.
Contoh : Asal 11.300MHz, setelah dipindah/digeser menjadi 11.400MHz.

- Kalau nilai SWR 1 : 1 ada difrekwensi atas, maka posisi pindah/geser mendekati titik ground.
Contoh : Asal 11.500MHz menjadi 11.400MHz

- Untuk menentukan/ mencari nilai SWR, jangan memanjangkan atau memendekkan Wipp, walaupun didapat nilai SWR 1 : 1, tapi kwalitas antenna tidak beresonansi pada frekwensi kerja yang telah ditentukan.

- Kalau sudah didapat nilai SWR 1 : 1 pada frekwensi yang ditentukan, lapisi Gamma trap dengan bahan kedap air, sehingga tidak terjadi perubahan nilai SWR pada penggunaan diwaktu hujan.

- Lapisi/ bungkus konektor kabel coax dengan bahan kedap air (lem bakar)

- Wipp/Radial Antenna bisa dibelok-belokkan kemana/bentuk apapun, selama Wipp/Radial Antenna tidak melipat.

- Ujung Wipp/Radial Antenna  jangan menyentuh benda logam.

- Sudut kemiringan Radial ground sembarang, asalkan Radial Ground bisa dibentangkan.

Selamat mencoba.

Artikel asli dari :
JZ10BPM
David / Victor

8 komentar:

  1. Salam kenal Mas Bro,Saya mau tanya tentang antenna yang untuk 11 Meteran,kalau saya pakai Radio CB merek MIDLAND 7001/400Ch/Precision Series.gimana cara ukur SWRnya dan gak punya SWRnya dari Chris Tangerang Selatan 73-51-88 terimakasih

    BalasHapus
  2. Hallo Kang Chris,
    Salam kenal kembali dan mudah2an bisa jumpa juga di radio :-)
    Untuk mengukur berapa nilai SWR dari antenna yang baru dinaikkan, caranya mutlak harus pakai SWR meter.
    dengan SWR meter, kita akan mengetahui matching atau tidaknya suatu antenna.

    Salam 73, 51
    Andi

    BalasHapus
  3. Om Andi, bagaimana bila antena ohmidirectional ini kita buat untuk 27mhz ... apakah ada perubahan untuk lilitan coilnya?

    lalu bagaimana bila lilitan tersebut kita ganti dengan balun untuk HF ? apakah bisa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mas Muliawan,

      Terimakasih atas terus berkunjungnya dan komentar2nya di blog RT.

      Kalau antena ini utk 27MHz tentunya ada perubahan ukuran panjang antena dan juga lilitannya

      Untuk 27MHz lilitannya bisa dicontoh seperti lilitan antena Hoksin juga ukuran panjang antenanya yang pernah dimuat di blog ini juga

      Kalau lilitannya diganti dg balun jelas tidak bisa karena balun bukan merupakan alat untuk matching atau matching device. balun hanya berfungsi untuk pnyesuaan impedansi antara kabel saluran antena dengan elemen antenanya sendiri

      Salam terbaik,
      Andi

      Hapus
  4. Salam kenal om admin. Menarik sekali topik ini. Kebetulan saya juga pernah dibuatkan antena jenis ini oleh kang victor. Dgn harga bahan yg murah tp kualitasnya cukup bagus. Saya pake power 10-20 watt saja sdh bisa komunikasi selindo dg swr 1:1 bahkan sy tdk pernah bisa pake full power ic706 sy yg 100watt krn pswt sy pasti ngedrop dg PS yg cuma 30A hehhehe. Satu lg yg saya suka antena ini sangat simpel. Punya saya di pasang mngitari tempat cuci dan jemuran di lntai 2 yg berukuran 5x5m. Vertikalanya cuma 3 meteran pake bambu yg ujung kawatnya dicantol ke sudut bangunan smntara radialnya dipasang mengitari ruang yg ada sehingga dr bawah tampak sperti sarang laba-laba. Sangat puas pake antena ini. Tapi sayangnya sejak th 2010 sy pindah dr bndung ke indonesia timur jadi tdk pernah mancar lagi sekaligus kehilangan kontak dg kang victor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo kang Hayat,
      Salam kenal kembali dari saya dan terimakasih banyak atas kunjungan dan komentarnya di blog RT ini.

      Mantapppp....ya...kang hayat....dan terimakasih banyak juga atas sharing infonya disini mengenai antena tsb.

      Salam terbaik,
      Andi

      Hapus
  5. mas Andi, penyebab konektor jadi panas pada rangkaian boster penguat FM itu kenapa ya? dan SWR yang baik/cocok untuk pemancar FM tipe apa ya? saat ini sy pake Oskerblock, cuman klo pinjam punya tmn yang Diamond sx400 hitungannya koq berbeda ya? mohon pencerahan. trims

    BalasHapus
  6. Hallo Mas Dann,

    Coba dicek ulang sistim antenanya termasuk penunjukan swr nya apa sudah baik ?

    Untuk SWR yang dipakai saya kira pakai Diamond SX 200 atau SX 400 juga sudah cukup memadai

    Salam terbaik,
    Andi

    BalasHapus