Sebut saja Nao, mesin yang mengerti cara mengekspresikan dan
mendeteksi emosi baru saja diluncurkan di tahun 2010. Robot ini menggerakkan
bahunya ketika ia merasa sedih dan mengangkat tangannya untuk minta pelukan
ketika ia merasa bahagia. Robot ini didesign untuk meniru kemampuan emosi dari
anak berusia satu tahun. Ia dapat membentuk ikatan dengan orang lain,
mendeteksi emosi manusia, mendeteksi seberapa dekat seseorang padanya dan
mengingat raut wajah seseorang. Tetapi ini hanya terbatas pada emosi satu sisi;
bagaimana caranya agar sang robot dapat mendeteksi emosi manusia sebagai timbal
balik?
The Affective Computer Research Group, grup riset yang berbasis di
Massachusetts Institute of Technology sedang mengerjakan sebuah proyek komputer
yang dapat membaca ekspresi wajah dan mendeteksi emosi dasar seperti suka atau
tidak suka. Lebih hebatnya lagi, hal ini dapat dilakukan melalui webcam, atau kamera
smartphone. Dari mengidentifikasi pergerakan mata, alis, hidung dan juga
pergerakan kepala, emosi manusia dapat terbaca. Sebagai tambahan, grup ini
telah mengembangkan alat yang dapat dikenakan seperti gelang elektronik yang
dapat mendeteksi level stress atau level kegembiraan melalui pengukuran
kelenjar keringat.
Klaim mereka adalah, “Alat pengukur emosi akan semakin
berkembang”. Hal ini akan memudahkan orang untuk dapat berkomunikasi. Seperti
contohnya versi canggih dari klik “like” di Facebook. Dengan perkembangan baru
ini, tentunya komponen elektronik seperti seperti connectors dan capacitor akan
semakin mengembangkan produk mereka untuk menyesuaikan diri dengan teknologi
baru ini.
Jika dilihat dari segi komersial, teknologi ini akan dapat
mendeteksi efek dari iklan secara langsung terhadap penonton. Juga efek
terhadap pidato politik seorang pemimpin Negara. Walaupun begitu ada ketakutan bahwa semakin
lama robot akan dapat menyaingi manusia dalam hal kepandaian emosi. Bisa jadi
tidak lama lagi!