JANGAN HERAN JIKA TERNYATA DIA ( MEREKA ) SEDANG BERKOMUNIKASI GRATIS ANTAR NEGARA ATAU BENUA.
Sumber artikel ini saya ambil
dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB
RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )
HT
( Handy Talky , alat komunikasi radio 2 arah ) bisa “selemah” hanya
menghubungkan satpam antar lantai pada sebuah mall saja , bisa juga
menghubungkan antar 2 atau lebih penggunanya beberapa puluh km atau
antar kota dengan memanfaatkan repeater yang didirikan diatas bukit ,
atau menghubungkan kelompok penggunanya yang terpisah antar propinsi
melalui echolink / interlink antar repeater.
Tapi jangan
terkejut ( heran ) jika suatu saat anda menyaksikan seorang ham (
amateur radio ) di Indonesia menggunakan HT dan sedang berbicara dengan
seorang ham lain ( yang juga hanya memegang HT ) di Meksiko , atau
Jerman , Inggris , jepang atau bagian dunia lainnya. Selain melakukan
komunikasi suara / voice , mereka juga sering melakukan komunikasi data
menggunakan laptop yang dihubungkan ke HT. Dan itu mereka lakukan tanpa
dikenai biaya “pulsa” ( biaya komunikasi ) apapun alias gratis.
Namun
saling komunikasi gratis antar warga negara menggunakan HT semacam itu ,
secara umum baru bisa dinikmati oleh para ham / amateur radio saja.
Dunia amatir radio memang dunianya para penggemar kutak kutik (
melakukan berbagai penelitian , percobaan dan pengembangan radio maupun
hal2 yang terkait dengannya. Mereka bukan hanya kumpulan orang2 yang
praktis selalu kebanyakan mengetahui terlebih dahulu setiap ada
perkembangan teknologi komunikasi dan electronic terbaru , tetapi
sebenarnya merekalah didunia ini yang menjadi innovator , penggagas ,
pencoba dan peneliti dari perkembangan itu sendiri.
Disetiap
Negara , setiap organisasi amateur radio selalu mendapat prioritas I
dan tempat ( diberi hak ) berupa “slot-slot” ( disebut band band )
tertentu gelombang radio yang demikian banyak dan luas , mulai dari
frekuensi terendah sampai yang tertinggi.
Di era sekarang , seorang ham mampu berkomunikasi dengan ham lainnya
dengan hanya menggunakan HT , yang keduanya berada dinegara atau benua
yang berbeda, bukanlah hal yang aneh lagi. Meski
JUMLAH MEREKA YANG SUDAH MAMPU MELAKUKAN ITU sudah semakin banyak ,
namun jika dibandingkan dengan JUMLAH SELURUH ANGGOTA dari keseluruhan
organisasi amatir radio yang ada didunia , maka sebetulnya ham yang
sudah mampu menguasai teknologi tersebut masih sangat kecil. Sebagian
besar ham belum mampu melakukan kontak “HT to HT” antar benua semacam
itu. Bahkan masih banyak ham yang belum mengenal teknologinya.
Teknologi
maju itu disebut sebagai teknologi D-STAR ( D Star Communication ).
Jumlah yang sudah menguasainya relative masih sangat sedikit. Hal itu
bukan disebabkan oleh mahalnya peralatan karena secara umum peralatan
untuk melakukan komunikasi D-Star relative murah dibandingkan dengan
kemampuan sistem itu sendiri.
Yang
menjadikan jumlah yg menguasai masih sedikit adalah karena ini sebuh
teknologi tinggi yang menuntut pengetahuan yang cukup ( disiplin tinggi ,
ketertiban kerja , kepatuhan pada peraturan , serta prosedur yang
“tidak terlalu mudah” untuk dipelajari ).
D-Star
BUKANLAH nama alat atau nama produk. D-Star sebetulnya adalah nama
suatu Protocol atau metode ( metode kerja pada jaringan ). Setiap
pengguna harus mengetahui terlebih dahulu apa yg sedang dihadapinya ,
bagaimana kerjanya , bagaimana “route perjalanan” signal ( voice maupun
data ) nya maupun signal lawannya dsb. Jika ia salah “membangun” (
memilih dan menunjukkan jalan bagi suara dan datanya sendiri , maka
semuanya itu akan “nyasar kemana mana” dan tidak pernah sampai ke
destinasi yang diinginkan ( alias gagal berkomunikasi ).
Berkomunikasi
menggunakan ptotocol D-Star pada prinsipnya adalah “membentuk
kerjasama” antar repeater dengan jaringan internet dunia.
Beberapa pelajaran dasar tentang komunikasi D-Star bisa kita pelajari dari link berikut ini :
Sementara
jumlah ham yang sudah menguasai komunikasi D-Star relative masih
sedikit ( disbanding jumlah seluruh ham yang ada didunia ) , ternyata
sebagian ham lagi ( tentunya mereka2 yang sudah punya “jam terbang
tinggi” dengan D-Star , malah sudah berlari lebih cepat lagi. Mereka
sudah mulai menyusun konsep pengembangan sistem komunikasi “D-Star Masa
Depan” atau yang disebut komunikasi SERA ( Spectacular , Expose ,
In-Depth Report ).
Saya
sendiripun cukup kewalahan ( apalagi setelah non aktif dari dunia ham )
atau kesulitan mengikuti kecepatan lari dari para experirenter /
pengembang didunia teknologi komunikasi ini. Lari mereka benar2 cepat
sekali. Sangat tidak mudah untuk mengikutinya karena semuanya selalu
sangat teknis dan memiliki prosedur2 yang “sangat Dallam dan berat” (
maksudnya complex. Membutuhkan kebiasaan pada taat prosedur dan
kedisiplinan.
Icom
92 AD itu juga bisa dipakai. Saya browsing ttg ID-51 A itu belum pernah
nemu referensi tentang kekurangan kualitas audio tersebut. Jadi selama
belum nemu referensi lain lagi yang semacam , maka saat ini saya (
masih ber-asumsi ) seputar adanya 2 kemungkinan yaitu :
1.
Bisa jadi yang bilang bahwa ID-51 A itu audionya kurang bagus adalah
penjaul/supplier yang hanya punya stock type IC-92 AD aja dan itu hanya
trik agar yang datang ketokonya "nggak usah nanya2 barang yg nggak ada ,
dalam hatinya dia pengin pembelinya segera membeli barang yg dia punya
stock nya saja".
Meski
belum tentu ini yang terjadi, tetapi dalam "ilmu" perdagangan trik
semacam itu teramat sering terjadi ( banyak sekali penjual yg
"men-jelek2 kan" barang lain yang tidak dia jual.
2.
Kemungkinan ke 2 adalah memang ada perbedaan di audionya , tapi saya
yakin ( kalau "kelemahan" itu memang ada ) bukan kelemahan audio yang
"parah". Saya percaya bahwa audionya ID-51 A masih sangat layak untuk
dipakai berkomunikasi.
Memang
bisa saja kualitas audio Icom ID-51 A tidak se "hi-fy" audionya 92 A
atau 92 AD tapi kualitas audio untuk alat komunikasi, menurut saya tidak
harus se "hi-fy" sound system untuk mendengarkan musik ( bahkan
-misalnya- bagi penggemar SSB , audionya transceiver SSB pun bisa malah
ngangeni/membuat rindu karena khas.
Dugaan
saya mungkin suaranya Icom ID-51 A tidak selantang 92 AD karena (
mungkin lho ) membran speakernya dibuat dari bahan yg lebih mahal atau
lebih khusus ( artinya bukan membran kertas ) untuk memenuhi syarat
tuntutan standard dari Icom ID-51 A itu sendiri yang tahan air ( bisa
tercelup air sampai sedalam 1 meter selama 30 menit ).
Eh
, maaf , tapi enggak begitu juga sih. Tadinya saya lupa dan seingat
saya ID-92 AD belum berstandard "boleh tercebur air. Ternyata ID-92 AD
pun sudah tahan air.
Kalau begitu saya kembali lagi , lebih percaya pada butir 1 diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar