MENU

Kamis, 11 April 2013

MENGGANTI TRANSISTOR MOSFET RM KL - 203 DENGAN IRF520



http://www.rmitaly.com/download/instructions/KL203-Instruction.pdf

RM KL-203 MOSFET Linear Amplifier.
  • 0.5W - 10W AM/FM, 1 - 20W SSB input
  • Up to 100W AM/FM 200W SSB output
  • 13.8V DC
  • Switchable SSB Delay Relay
Frequency 18-30 MHz (Europe)
Supply 12-14 Vcc
Input energy/power 10 A
Input power 0,5-10 W
Input power SSB 1-20 W
Output power 100 W Max
Output power SSB 200 W pep Max
Mode AM-FM-SSB-CW
Fuse 12 A
Output power level 1
Size 109x125x35 mm
Weight 325 gr.






KL-203 adalah penguat daya RF atau biasa dibilang booster untuk 27MHz dengan power output sekitar 100 watts.

Bentuk fisik dari KL-203 ini cukup kecil dan ringan sehingga bisa dimasukkan ke kantong jaket dan cocok untuk dipasangkan dengan berbagai macam radio cb yang mempunyai output standard dari 10 - 12 watts.







KL-203 ini memakai transistor jenis N-Mosfet sebanyak 4 buah yang bekerja pushpull dan dipasang secara parallel 2 di kiri dan 2 di kanan trafo balunnya.

Untuk tipe ke 4 buah transistor mosfetnya secara pasti bawaan dari pabriknya tidak diketahui karena memang tidak nampak lagi pada badan mosfetnya karena sengaja dikerik tipenya.

Tapi jangan khawatir saya akan sharing info disini, ternyata bisa digantikan dengan IRF520 dengan hasil yang sama untuk power output nya yaitu sekitar 100 watts.

Saya pernah mengganti ke 4 buah transistor mosfetnya yang jebol akibat over heating dengan IRF520 dan ternyata hasilnya ok sama seperti semula sebelum jebol.

Nah...apabila rekan2 mengalami kasus yang sama dengan saya yang punya KL-203 nya jebol, ganti saja dengan IRF520.


Selamat mencoba dan salam terbaik

Senin, 08 April 2013

HF BOOSTER 40 - 60W DENGAN TRANSISTOR N-MOSFET IRF520, IRF530 ATAU IRF540

Kalau hanya  untuk mendapatkan daya output 40 - 60 watts di band HF, kenapa tidak memakai transistor jenis N-Mosfet tipe IRF520, IRF530 atau IRF540 saja yang sangat murah harganya jika  dibandingkan dengan transistor penguat daya RF lainnya seperti tipe 2SC2290 atau MRF454 dan lainnya.

Saya sering merakit booster dengan IRF520, IRF530 atau IRF540 untuk dipergunakan di band 27MHz dan 11MHz dan bahkan untuk band lainnya dengan hasil yang cukup memuaskan.

Gambar2 berikut dibawah ini adalah contoh dari beberapa booster dengan 2xIRF520 atau IRF540 yang telah saya rakit secara sederhana dengan memanfaatkan sebagian komponen bekas dari bodolannya radio tranceiver bekas seperti trafo balunnya dan juga blok RF Linear bekas radio HF allband yang dimodif dan transistor finalnya diganti dengan transistor mosfet IRF520 atau IRF540 yang sebelumnya mempergunakan transitor 2SC2290 atau MRF454 dan tentunya komponen lainnya harus disesuaikan terlebih dahulu.



Booster 2xIRF520 pada blok RF Linear bekas Furuno FS-1000

Booster 2xIRF520 pada blok RF Linear bekas Furuno FS-1000

Booster 2xIRF520 pada blok RF Linear bekas Furuno FS-1000 ( tampak atas )


Ketiga gambar diatas adalah booster dengan 2xIRF520 ( pushpull), yang dirakit pada blok bekas RF Linear bodolan dari radio HF Furuno FS-1000 dan komponen lain yg tidak diperlukan sudah dibuang/dibersihkan dari pcb nya.


Dan gambar berikut dibawah ini adalah booster dengan 2xIRF540 yang dirakit pada blok bekas RF Linear bodolan dari radio VHF Kachina yang dipakai hanya blok bekas plat sirip  pendinginnya saja, sedangkan trafo balunnya bekas/bodolan dari radio Kenwood TS120S. Kemudian ditempatkan dibagian belakangnya box adaptor ( namanya juga homebrew hehehe...apapun jadi ).



Booster 2xIRF540 ( pushpull ) 

Booster 2xIRF540 ( pushpull ) yang di tempatkan pada box adaptor




Dan gambar berikutnya dibawah ini adalah booster yang sama dengan 2xIRF540 ( pushpull ), yang dipasang pada ekornya radio CB Lafayette 800 dengan tambahan saklar toggle kecil untuk posisi LOW - HI.

Posisi LOW ( booster OFF ), power CB standard Lafayette 800 yaitu 12 watts dan pada posisi HI, ( Booster ON ), power 40 - 50 watts. Lumayan bukan...?


Booster 2xIRF540, pushpull tampak samping

Booster 2xIRF540, pushpull 

Booster 2xIRF540 ( pushpull ) yang ditempelkan pada ekor belakang radio CB Lafayette 800 ( tampak samping )
Booster 2xIRF540, pushpull  ( tampak belakang )

Booster 2xIRF540, pushpull ( tampak depan )



 Booster 2xIRF540, pushpull ( tampak depan )


Booster 2xIRF540, pushpull yang pertama kali dirakit untuk uji coba dan ternyata hasilnya cukup memuaskan walaupun rakitannya seadanya, sangat sederhana sekali hanya mempergarunakan pcb lobang yang diletakkan pada selembar plat alumunium bekas pcb lift sebagai pendingin transistor mosfetnya.


Untuk skematik booster seperti gambar2 diatas sebenarnya sudah dimuat pada artikel beberapa waktu lalu.

Tapi baiklah saya muat ulang lagi skematiknya seperti di bawah ini.





Untuk transistor mosfet yang digunakan bisa tipe IRF520, IRF530 atau IRF540 atau bisa juga menggunakan tipe lain, silahkan dicoba saja dan diaplikasikan pada skematik diatas.

Happy homebrewing and wish you Good luck.

POLA FRACTAL

Djoko Haryono


Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )

Kata atau istilah Fractal berkaitan dengan “Sifat fractional atau sebuah susunan pola bentuk kombinasi yang terdiri dari ( banyak ) bagian2 kecil atau lebih kecil”. Kombinasi itu umumnya berupa ( menghasilkan ) sebuah pola yang unik , indah , seringkali secara keseluruhan “berubah” menjadi sangat rumit meskipun kalau hanya diamati 1 fraksi / bagiannya saja amatlah sederhana”.

Jendela atau hiasan KACA TIMAH ( potongan kaca kecil2 berwarna warni yang dirangkai menggunakan timah sehingga membentuk lukisan indah penuh warna warni ) yang sering kita lihat pada bangunan2 kuno peninggalan Belanda , atau gereja2 tua , gedung2 lama , adalah termasuk dari pattern/pola Fractal tsb. Jadi Fractal bisa berarti :

1. Terdiri dari banyak bagian2 , atau
2. Potongan2 kecil ,
3. Bentuk susunan yang rumit , bisa beraturan , tapi bisa pula … tidak beraturan yang “beraturan” ( acak tetapi indah ) ……
4. Sebuah pola yang terus berulang – ulang.

Diatas ini adalah foto sebuah contoh dari apa yg disebut sebagai pola Fractal tsb. Foto tsb. ( dijepret sekitar 6 tahun lalu ) memperlihatkan saya sedang berdiri 6 meter diatas “lukisan Fractal”.

Saya berdiri ditepi salah satu kolam membrane ( diaphragm ) yang tidak ada airnya sebab sedang dikuras untuk dilakukan maintenance. Kolam ini berbentuk bak yang kedalamannya sekitar 6 meter dan panjang sekitar 100 meter. Ada beberapa kolam/bak semacam yang posisinya berjajar jajar. Yang terlihat ini adalah salah satu yang sedang di “maintenance”.

Didasar setiap bak itu ada ribuan lingkaran2 hitam yang tersusun rapi membentuk “kolom” dan “baris” yg panjang. Lingkaran2 itu kalau kita dekati / lihat adalah berbentuk piringan2 membran tipis bergetar. Pada permukaannya terdapat “jutaan” pori2 atau lubang2 micro untuk mengeluarkan udara dari compressor ( di compressor house yg agar jauh dari kolam ) yg. dihembuskan kedalam setiap “kuncup” membrane tsb.

Pada kolam yg sudah diisi penuh dengan air , udara ( oxygen ) yg disuntikkan kedalam air menggunakan pori2 mikro semacam ini , akan keluar dari membrane berupa gelembung2 yg luar biasa kecil ukurannya sehingga yg terlihat hanyalah dalam air seperti dipenuhi busa yg kalau dipegang sangat lembut. Ini adalah cara melarutkan ( menambahkan ) oxygen kedalam “air minum” ( = air bersih ) yang diproduksi di instalasi pada industri dimana saya pernah bekerja.

Disana , baik pada instalasi Water Treatment maupun instalasi waste Water treatment oxygen dilarutkan ke air dengan beberapa cara. Yang terlihat instalasinya memiliki pola Fractal ini adalah sebagian dari instalasi water Treatment , sedang pada Waste Water Treatment ( yg. mengolah air limbah yg kebih kental / kotor agar kembali jadi aman /bersih ) oxygen dilarutkan menggunakan propeller/kincir2 raksasa yg disebut Aerator.

Dimata saya , susunan beribu-ribu diafragma semacam ini adalah sebuah LUKISAN FRACTAL YANG INDAH ( bagaikan antenna fractal segi 3 atau segi 4 yang dipenuhi “semburan” lubang2 fractal ( self frequencies resonance ) yang juga indah.

LOG-PERIODIC DENGAN PHASING “SALING SILANG”. ( SERIAL 1 )




Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Log periodic pada awalnya adalah deretan half wave dipole yang terminasinya saling di “criss-cross” ( saling silang bertukar phase ).

  Selain bisa didesign menggunakan matematika , kita juga bisa merancang LPDA ini dengan menggunakan gambar ( membuat skala di lembaran kertas. Basicnya :

1. Tentuan dulu batas frekuensi terendah yg kita inginkan ( kalau saya suka menarah "batas bawah"
itu sedikit dibawahnya frek. terendah yg kita inginkan ).

2. Lalu tentukan batas frek. tertingginya ( saya cenderung merancang sedikit lebih tinggi diatas rancangan frek kerja tertinggi saya ).

3. Factor terpenting ketiga : Setelah tahu seberapa "lebar" bandwidth yg kita inginkan , tentukan jumlah element antenna ( boleh menggunakan dasar spasi atau "step" antar masing2 resonance freq. yang sama/teratur , maka nanti jarak antar element akan otomatis menjadi logaritmis dengan sendirinya alias ketemu sendiri kemudian / belakangan ).

4. Setelah itu tentukan berapa bessar SUDUT APEX ( sudut lancip didepan antenna ). Makin kecil Apex , akan makin panjang boom / gain cenderung relatif makin tinggi.

5. Setelah antenna jadi dan semua phasing saling silangnya benar , barulah impedansi terminal antennanya ( feed point ADA DIBAGIAN DEPAN ANTENNA ? ) diukur.

Biasanya impedansinya tinggi. Setelah tahu impedansinya , barulah kita rancang balunnya & beres , selesailah semuanya ( tinggal "ngebalance" saja pakai tangan untuk menentukan dimana letak clamp tiangnya harus kita tempatkan agar antenna seimbang ).



PERINGATAN : SILAHKAN MEMBUAT ANTENNA JENIS LPDA SEMACAM INI , TETAPI HANYA UNTUK FREKUENSI TRANSMITTER – RECEIVER NON TV SAJA !!

Bagi mereka yg ingin mencoba membuat antenna ini, silahkan saja , asal tahu beberapa sayarat2 utamany
a. Berikut ini beberapa rekomendasi dari saya :

1. Silahkan kalau ingin membuat antenna sejenis ini untuk band VHF atau UHF tapi yang “non ( utuk ) TV Receiver”. Jadi kalau untuk komunikasi 2 arah di VHF / UHF silahkan saja.

2. Fokus target utama ( advantage ) dari antenna ini adalah bagi mereka yg. berorientasi pada coverage band lebar. Bukan pada Gain. Kalau tujuan utamanya gain tinggi ( sedang bandwidth dinomor duakan ) saya lebih menyarankan membuat Long Yagi. Membuat antenna Multibeam memang gainnya lebih tinggi dari Long Yagi tetapi tidak saya masukkan hitungan karena antenna Multibeam saya masukkan ke kelompok lain yg berbeda yaitu kelompok antenna2 beam / directional dari jenis2 yang ( lebih ) rumit konstruksi dan pembuatannya.

3. Antenna ini juga bisa untuk dibuat bagi band HF , namun tentu saja konstruksi boom , bracket , support , koneksi phasing line dsb. membutuhkan pembuatan yang lebih cermat memperhatikan masalah konstruksi / kekuatan dsb. agar antennanya ( kestabilan element2nya dsb ) lebih kokoh.

4. Tetapi kalau untuk keperluan membuat antenna ( VHF-UHF ) penerima TV, saya sangat tidak menyarankan pembuatan antenna LPDA ( TIDAK merekomendasikan ) karena sifat2 ttransmisi televisi yang berbeda dengan transmisi QSO. Untuk komunikasi radio 2 arah , diterimanya signal2 pantulan ( jika ada pantulan ) disamping signal utama yg masuk kepesawat kita tidak akan menimbulkan dampak negatip apapun , tetapi pada penerima TV , signal pantulan akan mudah sekali menimbulkan gambar dobel atau bahkan banyak/multi , yang sangat mengganggu.

5. Jika anda ingin membuat antenna LPDA untuk TV Receiver ( karena kualitas gambar TV jika kita menggunakan LPDA umumnya gambar akan cukup tajam dan jernih ) maka jangan membuat antenna LPDA yang element2 nya lurus kesamping seperti ini karena mudah memunculkan ghost. Agar gambar tidak dobel atau banyak , buatlah LPDA yg. element2nya ditekuk kedepan membentuk huruf “V yg terguling”.
Sudut diantara tekukan ( antara element kiri dan element kanan ) itu sekitar 114 derajat ( atau antara 100 s/d 128 derajat ) untuk bisa menghilangkan efek ghost.

Ingat , polarisasi antenna TV adalah horizontal. Terbaik adalah jika dipakai untuk penerima TV yang lokasinya dipinggiran kota atau diluar kota , asal antenna cukup tinggi. Jika kita berada dipinggiran atau diluar kota besar yg. memiliki banyak station pemancar TV , maka seluruh channel akan bisa ditangkap cukup dengan 1 antenna saja yg memiliki arah penerimaan yg sama.


 Tadi saya tulis bahwa impedansi antenna Log Periodic ( jenis LPDA ) umumnya tinggi.

Setelah saya ingat2 kembali experiment2 LPDA saya yang dulu2 ( sudah puluhan tahun yang lalu ) saya ingat kembali dan yakin bahwa yang lebih betul adalah imp
edansi pada feed point antenna LPDA juga bisa sangat rendah ( sampai hanya BEBERAPA BELAS OHM saja ).

Contoh : Kalau impedance ( misalnya ) disekitar 12,5 – 15 ohm maka kita membutuhkan balun 1 : 4 agar antenna layak utuk dihubungkan ke coax 50 ohm.

Bersama ini kekurang telitian ( kesalahan ) tadi saya perbaiki.


DH.

SISKOMRAD UNTUK MENINGKATKAN SAFETY PADA KEGIATAN CAVING / SPELEOLOGI.



Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Silahkan abaikan postingan saya kemarin yang isinya seputar vhf radio untuk membangun komunikasi antar “tim permukaan” dengan “tim caver” yang sedang berada dibawah tanah , karena kali ini saya ingin menggantikannya dengan informasi lanjutan ( pengganti ) yang lebih baik.

Meski saya sendiri bukan anggota organisasi speleologi ( bahkan bukan seorang caver )saya tetap ingin men-sharing-kan info ini karena saya pencinta ( masalah2 ) SAFETY, bukan hanya bagi safety dilingkungan pabrik atau industry yang sering saya hadapi , namun juga safety disegala bidang selalu menarik perhatian saya ( safety di jalan raya , safety pada kegiatan outdoor dsb ).

Meski info yang saya berikan ini hanya “seujung kuku” ( sedikit ) , namun saya harap bisa menjadi titik start bagi para speleolog ( speologist ) Indonesia ( yang saat ini masih berduka karena tewasnya beberapa anggota mereka dalam musibah datangnya “banjir” dalam goa bawah tanah yang mereka telusuri ) untuk melangkah menuju “memiliki peralatan komunikasi radio yang mampu menembus lingkungan expedisi mereka yang penuh penghalang / barrier” tsb.

Dan semoga itu bisa semakin meningkatkan standard SAFETY mereka dimasa depan.

Saya tidak akan menguraikan panjang lebar tentang detil dari informasi yang ingin saya sumbangkan , karena saya lebih mengharap rekan2 caver Indonesia ( dan rekan2 HIKESPI tercinta ) bisa membacanya sendiri secara lengkap.

Bantuan saya hanya sekedar menunjukkkan link internet ( situs / website ) nya saja. Dengan mempersilahkan untuk mempelajarinya sendiri itu akan meminimalisir kemungkinan saya menjelaskan secara kurang lengkap ( atau salah menterjemahkan atau slah meng-interpretasikan apa yang dimaksudkan oleh penulis asli referensi2 / artikel tersebut.

Saya hanya ingin memberikan ringkasan dari fungsi dan “strata” dari link2 tsb. sbb. :

1. Jika para caver ( atau HIKESPI ) –misalnya- memiliki salah seorang anggotanya yang punya hobby berkutat dengan rangkaian2 electronic , maka mereka bisa memulai membuat Sistem Komunikasi Radio ( Siskomrad ) untuk “menembus kedalaman tanah” itu dengan membuat sendiri radio komunikasi 2 arah buatan sendiri ( home brew ) seperti yang dibuat oleh seorang amatir radio yang kebetulan juga seorang caver.

Silahkan membaca link berikut ini :

http://ke7hr.com/caveradio/HFunderground.pdf dan atau

http://ke7hr.com/caveradio/
( Keterangan : KE7HR adalah callsign dari ham ( amatir radio ) / caver yang merancang rangkaian tsb. ).

Link-link lain yang bisa di klik antara lain:

http://caves.org.uk/radio/comms_in_caves.html

http://www.scavalon.be/avalonuk/technical/radio1.htm

http://naylorgr.perso.cegetel.net/cave_radio/

http://www.scavalon.be/index.htm

Dari link-link diatas teman2 akan bisa mempelajari tentang beberapa jenis CAVING RADIO ( CAVE RADIO ) baik itu yang disebut NICOLA SYSTEM , John Hey Phone , 87 kHz SSB ( 10 watt ) dsb.

Kalau yang ingin dipelajari adalah OGOPHONE atau MOLEPHONE ( jenis cave radio conventional / lama ) tentu perlu searching sendiri lebih jauh.

Untuk sementara baru ini yang bisa saya sumbangkan bagi teman2 caver Indonesia.
( perlu diketahui bahwa dipasaran ada radio komunikasi yang khusus untuk mendukung kegiatan caving / speleologi. Beberapa merk Cave radio atau “Nikola System” bisa dipesan / dibeli dari pasar internasional ).

SAFETY FIRST. HOPE 4 THE BEST , BE PREPARED 4 THE WORST.

Surabaya 22.03.2013
Djoko Haryono.

ERA FRACTAL SUDAH TIBA.



Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Sebuah “keanehan” sedang muncul. Sebuah kemajuan teknologi baru sudah lahir dan sedang muncul. Teknologi antenna fractal sudah tiba. Dimasa depan ia akan memberikan manfaat dan perubahan besar dibidang militer , cara penerimaan siaran TV digital dan berbagai model broadcasting lainnya , SDR radio dan mempengaruhi dunia komunikasi radio secara umum.

Penemuan dan pengembangan antenna fractal adalah sebuah fenomena. Kita sedang benar2 memasuki sesuatu ( era ) yang baru.
Mempelajari teori tentang antenna Fractal seakan kita sedang “merusak” atau meninggalkan sebagian besar teori klasik tentang antenna. Ada sejumlah fenomena baru yang “ditemukan” :

1. Teori bahwa “kekuatan” ( sensitivitas dan kemampuan )/gain antenna berbanding lurus dengan aperture area ( terjemahan bebasnya kurang lebih adalah luas area tangkapan/cakupan antenna yang sedikit lebih luas dari ukuran luas material antenna ) seakan diobrak abrik dan tidak bisa “masuk” lagi dalam realitas kinerja antenna fractal.

2. Jika selama ini sebuah antenna yang dikecilkan ukuran fisiknya demi alas an kepraktisan , kemudahan bergerak dsb. akan berakibat menurunnya kinerja antenna tsb. , maka hal itu tidak berlaku lagi pada antenna fractal.

3. Jika selama ini antenna2 jenis wideband sebetulnya tidak lebih dari antenna dengan sifat2 “beberapa band yang digabungkan menjadi satu” , maka antenna fractal benar2 merupakan antenna yang ( bisa didesign ) dengan kemampuan ( sangat ) wideband.

Kalau selama ini range / coverage terbesar sebuah antenna multiband rationya hanya sekitar 10 : 1 , maka dimasa depan nanti akan lahir antenna2 fractal yang memiliki coverage ( frequency ) ratio sampai 200 : 1.

4. Kendaraan2 militer yang sekarang ( yang sedang berperang ) dilengkapi dengan antenna2 yang menjulang tinggi , kedepan nanti antenna2 itu akan menghilang dan digantikan dengan antenna2 “ajaib” yang sangat kecil dan ringkas serta praktis. Demikian juga dengan berbagai sistem radio lainnya.

Kalau antenna konvensional yg sekarang masih dipakai dengan berbagai ukuran dan bentuk ( yang relative besar / panjang jika dibandingkan dengan panjang gelombang dari frekuensi yang digunakan ) dirancang menggunakan teori elektromagnetik , maka antenna fractal dirancang menggunakan modern geometry yang merupakan pengembangan dari geometri Euclidian.


 Antenna fractal yang ukuran fisiknya “sangat mengecil” dibandingkan antenna konvensional , lebih mirip sebagai sebuah karya seni ( seni batik ? ). Antenna modern itu akan berupa tekukan2 yang rumit atau sebuah bidang ( plat atau silinder dsb. ) yang dipenuhi lubang2 geometris yg rapi atau yang “tidak beraturan” , kompleks / rumit namun indah bagaikan sebuah karya seni.

Berbagai deretan , susunan, ukuran , variasi jarak dsb. yang bagaikan seni batik itu sebetulnya merupakan kekayaan kumpulan dari “berbagai nilai capacitance ( ada yg kecil , sedang , tinggi ) dan inductance” yang semuanya tersedia dalam sebuah bidang kecil.

Tersedianya berbagai macam ukuran “capasitor” dan “inductance” dalam batik’an lubang2 , atau celah , guratan , atau irisan indah itu akan menyebabkan “berapapun frekuensi” yang dimasukkan ke antenna tsb. ia akan memilih sendiri jalur2 mana yang paling resonans , lubang2 mana , ukuran berapa yg akan dihindari oleh frekuensi tertentu , dan jalur terbaik mana yang akan dipilih.

Setiap frekuensi akan memilih ukuran jalurnya sendiri dan dalam waktu secepat kilat selalu langsung menemukan kondisi resonansnya.

Banyak peralatan matching dan tuning akan bisa dihilangkan ( tidak dibutuhkan lagi ).

Kita jadi ingat pada kalimat ini :

“The shorthand is the ‘butterfly effect.’ A butterfly flaps its wings in
Peking, and the weather in New York is different.” - Dr. Ian Malcolm
explaining chaos theory to Gennaro. “Fractals are a kind of geometry,
associated with a man named Mandelbrot.” - Malcolm talking to Grant
( Michael Crichton, penulis kisah fiksi ilmiah Jurassic Park. 1990 ).

Ya , sekarang kita sedang bersiap siap ( dan sudah mulai ) memasuki era baru dibidang komunikasi , era antenna Fractal.

Sebuah bidang baru yang masih terbuka lebar untuk penelitian yang luas.

Memang sudah bermunculan ratusan paper tentang antenna Fractal , sudah ada puluhan patent dan sudah ada sejumlah perusahaan yang mulai memproduksi dan menjual antenna fractal.

Namun itu baru permulaan. Kita baru membaca halaman satu ( meminjam istilah Anas Urbaningrum ).

Masih akan ada ratusan dan ribuan halaman lagi yang akan digali para peneliti dimasa depan.

Djoko Haryono.

BAGAIMANA CARANYA AGAR ANTENNA OMNI BISA MENJADI OMNI.



( Foto ini hanya sebagai ilustrasi saja. Menunjukkan pemasangan antenna verrtical omni yg. menyebabkan pattern antenna tsb. terdistorsi sehingga bukan omni lagi. Jadi bukan mengambarkan cara pemasangan antenna vertical yang juga disisi tower namun dengan teknik tertentu agar pancarannya tetap omni , seperti yg. dijelaskan dibawah nanti ).


Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


BAGAIMANA CARANYA AGAR ANTENNA OMNI BISA MENJADI OMNI.

 Tulisan saya ini untuk menjawab pertanyaan Obin Suparno yang ingin mengetahui bagaimana c aranya agar antenna Vertical Omni Directional kita mampu benar2 memancarkan signal / gelombang radio dengan Pattern arah pancaran yang Omni Directional sesuai dengan namanya.

Seperti kita ketahui , antenna omni hanya akan memancarkan pola pancaran omni ( signal rata / sama kuat kesemua arah ) jika ia dipasang pada kondisi free space , tidak hanya sekedar memiliki ketinggian yang cukup , namun juga ( semestinya ) dipasang pada puncak tower atau tiang.

Tetapi dalam prakteknya , banyak sekali antenna vertical yang tidak terpasang diujung atas tower atau tiang , melainkan pada ketinggian tertentu pada sebuah tower atau tiang besi namun BERADA DISAMPING SALAH SATU SISI DARI TOWER / TIANG tsb.

Pada pemasangan antenna vertical didekat ( disamping ) struktur menara atau tiang semacam itu , sebetulnya kebanyakan “antenna omni” sudah tidak mampu lagi membangkitkan pola pancaran yg omni karena antenna vertical itu –disadari ataupun tidak , oleh pemiliknya- sekarang sudah dipasangi reflector pada salah satu sisinya.

Ya, logam tiang besi atau struktur baja tower disisi antenna itu menjadi reflector antenna vertical tsb. Antenna itu sekarang tak ubahnya seperti sebuah antenna 2 element ( 1driven + 1 reflector ) dengan polarisasi vertical. Pattern omni directionalnya kebanyakan sudah terdistorsi menjadi antenna dengan pattern cardioid atau bentuk pola lainnya.

Kebanyakan pemilik tidak menyadari hal ini dan tetap menyebut antennanya sebagai antenna omni.

Memang kemungkinan antenna tersebut masih bisa dipakai untuk komunikasi kesegala arah , namun umumnya pada area lokasi2 yg berada disisi “belakang” nya tower ( kalau dilihat dari arah dimana antenna berada ) signal pancarannya akan diterima lebih kecil dibanding yang kearah dihadapan sisi bebas antenna. Hal itu akibat distorsi pada pattern antenna tsb.

Jadi , bagaimana caranya agar antenna Omni kita tetap bisa bekerja menampilkan kinerja Omni ?


 Caranya adalah dengan merecovery kembali sisi2 yang terhalang oleh keberadaan tower atau tiang itu. Cara yang ditempuh adalah yang sebetulnya sudah sering anda lihat ( tapi bisa saja tidak anda sadari ) dipraktekkan pada antenna2 BTS telepon seluler , dimana ada jumlah antenna atau kelompok antenna sesuai dengan bidang towernya ( kalau towernya 3 kaki/sisi ya antennanya ada 3 grup. Kalau towernya 4 sisi ya antennanya 4 grup.

Sebetulnya pada sistem komunikasi amatir radio , CB dsb. juga berlaku cara yang sama , namun untuk tiap sisi cukup membutuhkan 1 antenna saja , sehingga total dibutuhkan 3 atau 4 bh. antenna vertical yang identik ( bisa juga 6 atau 8 antenna ).

Kita bisa memasang antenna2 ts, dengan 2 pilihan cara pasang yaitu :

1. ASAL PASANG.

Ke 3 atau 4 antenna dipasang begitu saja secara lurus atau tegak lurus dengan sudut atau bidang sisi tower. Disini yang diutamakan hanyalah “asal pembuatan phasing line dan matching transformernya benar”. Cara ini sudah akan memberikan hasil yang “lumayan” meskipun belum optimal ( kuat signal yg maksimal dan kerataan / kehalusan bentuk pattern yg lebih “bulat” / mendekati bentuk lingkaran.

2. CARA PEMASANGAN AGAR SIGNAL ( PANCARAN ) OPTIMAL.

Agar pancaran bisa optimal kesemua arah maka diperlukan teknik pemasangan antenna dengan susunan tangential ( cara yg. diajarkan oleh seorang amatir radio / W9NOO ). Tentang apa dan bagaimana pemasangan tangential itu , silahkan dipelajari sendiri dari link berikut ini :

http://www.repeater-builder.com/antenna/pdf/wr9aea-antenna-n9sn-hr09-79.pdf

Djoko H.

JANGAN HERAN JIKA TERNYATA DIA ( MEREKA ) SEDANG BERKOMUNIKASI GRATIS ANTAR NEGARA ATAU BENUA.



Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )

HT ( Handy Talky , alat komunikasi radio 2 arah ) bisa “selemah” hanya menghubungkan satpam antar lantai pada sebuah mall saja , bisa juga menghubungkan antar 2 atau lebih penggunanya beberapa puluh km atau antar kota dengan memanfaatkan repeater yang didirikan diatas bukit , atau menghubungkan kelompok penggunanya yang terpisah antar propinsi melalui echolink / interlink antar repeater.

Tapi jangan terkejut ( heran ) jika suatu saat anda menyaksikan seorang ham ( amateur radio ) di Indonesia menggunakan HT dan sedang berbicara dengan seorang ham lain ( yang juga hanya memegang HT ) di Meksiko , atau Jerman , Inggris , jepang atau bagian dunia lainnya. Selain melakukan komunikasi suara / voice , mereka juga sering melakukan komunikasi data menggunakan laptop yang dihubungkan ke HT. Dan itu mereka lakukan tanpa dikenai biaya “pulsa” ( biaya komunikasi ) apapun alias gratis.
 Namun saling komunikasi gratis antar warga negara menggunakan HT semacam itu , secara umum baru bisa dinikmati oleh para ham / amateur radio saja. Dunia amatir radio memang dunianya para penggemar kutak kutik ( melakukan berbagai penelitian , percobaan dan pengembangan radio maupun hal2 yang terkait dengannya. Mereka bukan hanya kumpulan orang2 yang praktis selalu kebanyakan mengetahui terlebih dahulu setiap ada perkembangan teknologi komunikasi dan electronic terbaru , tetapi sebenarnya merekalah didunia ini yang menjadi innovator , penggagas , pencoba dan peneliti dari perkembangan itu sendiri.

Disetiap Negara , setiap organisasi amateur radio selalu mendapat prioritas I dan tempat ( diberi hak ) berupa “slot-slot” ( disebut band band ) tertentu gelombang radio yang demikian banyak dan luas , mulai dari frekuensi terendah sampai yang tertinggi.

Di era sekarang , seorang ham mampu berkomunikasi dengan ham lainnya dengan hanya menggunakan HT , yang keduanya berada dinegara atau benua yang berbeda, bukanlah hal yang aneh lagi.
Meski JUMLAH MEREKA YANG SUDAH MAMPU MELAKUKAN ITU sudah semakin banyak , namun jika dibandingkan dengan JUMLAH SELURUH ANGGOTA dari keseluruhan organisasi amatir radio yang ada didunia , maka sebetulnya ham yang sudah mampu menguasai teknologi tersebut masih sangat kecil. Sebagian besar ham belum mampu melakukan kontak “HT to HT” antar benua semacam itu. Bahkan masih banyak ham yang belum mengenal teknologinya.

Teknologi maju itu disebut sebagai teknologi D-STAR ( D Star Communication ). Jumlah yang sudah menguasainya relative masih sangat sedikit. Hal itu bukan disebabkan oleh mahalnya peralatan karena secara umum peralatan untuk melakukan komunikasi D-Star relative murah dibandingkan dengan kemampuan sistem itu sendiri.

Yang menjadikan jumlah yg menguasai masih sedikit adalah karena ini sebuh teknologi tinggi yang menuntut pengetahuan yang cukup ( disiplin tinggi , ketertiban kerja , kepatuhan pada peraturan , serta prosedur yang “tidak terlalu mudah” untuk dipelajari ).
 D-Star BUKANLAH nama alat atau nama produk. D-Star sebetulnya adalah nama suatu Protocol atau metode ( metode kerja pada jaringan ). Setiap pengguna harus mengetahui terlebih dahulu apa yg sedang dihadapinya , bagaimana kerjanya , bagaimana “route perjalanan” signal ( voice maupun data ) nya maupun signal lawannya dsb. Jika ia salah “membangun” ( memilih dan menunjukkan jalan bagi suara dan datanya sendiri , maka semuanya itu akan “nyasar kemana mana” dan tidak pernah sampai ke destinasi yang diinginkan ( alias gagal berkomunikasi ).

Berkomunikasi menggunakan ptotocol D-Star pada prinsipnya adalah “membentuk kerjasama” antar repeater dengan jaringan internet dunia.

Beberapa pelajaran dasar tentang komunikasi D-Star bisa kita pelajari dari link berikut ini :

http://mdrc.org.au/News_Events/Newbies_Guide_to_D-Star.VK3ANZ.pdf

http://arvideonews.com/otherstuff/Repeaters_from_A_to_D_by_KN4AQ.pdf

http://www.d-star.asia/misc/D-Star+Repeater.pdf

http://zl2vh.org.nz/pdf/other/D-Star%20for%20Dummies%20(Reference%20Edition)4.0.pdf

Sementara jumlah ham yang sudah menguasai komunikasi D-Star relative masih sedikit ( disbanding jumlah seluruh ham yang ada didunia ) , ternyata sebagian ham lagi ( tentunya mereka2 yang sudah punya “jam terbang tinggi” dengan D-Star , malah sudah berlari lebih cepat lagi. Mereka sudah mulai menyusun konsep pengembangan sistem komunikasi “D-Star Masa Depan” atau yang disebut komunikasi SERA ( Spectacular , Expose , In-Depth Report ).

Saya sendiripun cukup kewalahan ( apalagi setelah non aktif dari dunia ham ) atau kesulitan mengikuti kecepatan lari dari para experirenter / pengembang didunia teknologi komunikasi ini. Lari mereka benar2 cepat sekali. Sangat tidak mudah untuk mengikutinya karena semuanya selalu sangat teknis dan memiliki prosedur2 yang “sangat Dallam dan berat” ( maksudnya complex. Membutuhkan kebiasaan pada taat prosedur dan kedisiplinan.
 Icom 92 AD itu juga bisa dipakai. Saya browsing ttg ID-51 A itu belum pernah nemu referensi tentang kekurangan kualitas audio tersebut. Jadi selama belum nemu referensi lain lagi yang semacam , maka saat ini saya ( masih ber-asumsi ) seputar adanya 2 kemungkinan yaitu :

1. Bisa jadi yang bilang bahwa ID-51 A itu audionya kurang bagus adalah penjaul/supplier yang hanya punya stock type IC-92 AD aja dan itu hanya trik agar yang datang ketokonya "nggak usah nanya2 barang yg nggak ada , dalam hatinya dia pengin pembelinya segera membeli barang yg dia punya stock nya saja".

Meski belum tentu ini yang terjadi, tetapi dalam "ilmu" perdagangan trik semacam itu teramat sering terjadi ( banyak sekali penjual yg "men-jelek2 kan" barang lain yang tidak dia jual.

2. Kemungkinan ke 2 adalah memang ada perbedaan di audionya , tapi saya yakin ( kalau "kelemahan" itu memang ada ) bukan kelemahan audio yang "parah". Saya percaya bahwa audionya ID-51 A masih sangat layak untuk dipakai berkomunikasi.

Memang bisa saja kualitas audio Icom ID-51 A tidak se "hi-fy" audionya 92 A atau 92 AD tapi kualitas audio untuk alat komunikasi, menurut saya tidak harus se "hi-fy" sound system untuk mendengarkan musik ( bahkan -misalnya- bagi penggemar SSB , audionya transceiver SSB pun bisa malah ngangeni/membuat rindu karena khas.

Dugaan saya mungkin suaranya Icom ID-51 A tidak selantang 92 AD karena ( mungkin lho ) membran speakernya dibuat dari bahan yg lebih mahal atau lebih khusus ( artinya bukan membran kertas ) untuk memenuhi syarat tuntutan standard dari Icom ID-51 A itu sendiri yang tahan air ( bisa tercelup air sampai sedalam 1 meter selama 30 menit ).

Eh , maaf , tapi enggak begitu juga sih. Tadinya saya lupa dan seingat saya ID-92 AD belum berstandard "boleh tercebur air. Ternyata ID-92 AD pun sudah tahan air.

Kalau begitu saya kembali lagi , lebih percaya pada butir 1 diatas.