SELAMAT DATANG DI BLOG RADIO TENGKORAK DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN MOHON MAAF APABILA KOMENTAR2 ANDA PADA BLOG INI BELUM DIBALAS KARENA KESIBUKAN RUTINITAS, TAPI AKAN SAYA BALAS SATU PERSATU, MOHON SABAR YA...SALAM TERBAIK

Sabtu, 14 April 2012

MENGUKUR ( MENGUJI ) & MEMASANG KABEL COAXIAL



Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


MENGUKUR ( MENGUJI ) & MEMASANG KABEL COAXIAL

1. Siapkan sebuah Ohm-meter/Multimeter. Stel tombol selectornya pada posisi pengukur tahanan/Resistan   dengan range tertinggi ( misalnya X 100 k ).

2. Kedua ujung coax dalam keadaan terlepas ( tidak tersambung ke antenna , TX , dummy load atau SWR meter ). Ukur tahanan diantara inner & outer. Tahanan / resistansi harus menunjukkan tidak terbatas ( besar sekali / infinity ). Jika tahanan yang terukur besarnya hanya beberapa ribu atau beberapa ratus ohm saja , periksa disekitar kedua ujung kabel. Periksa solderan pada connector maupun bagian serabut braidnya. Kemungkinan ada “satu dua” utas serabutnya yang terhubung singkat / shorted ke inner conductor. Perbaiki ulang pemasangan connector tsb.

3. Jika pengukuran antara inner dan outer sudah memberikan hasil OK , sekarang pindah tombol ohm meter ke Range pengukuran terendah ( x 1 ). Kemudian ukur tahanan antara kedua ujung coax , keduanya sama2 pada bagian innernya. Tahanannya harus terukur mendekati 0 ( nol ) ohm atau kurang dari 1 ohm.

4. Lakukan pengukuran dengan cara yang sama, tapi kali ini antara braid disalah satu ujung kabel dengan braid diujung lainnya. Tahanannnya juga harus kurang dari 1 ohm.

5. Pengukuran berikutnya dilakukan dengan merangkaikan / memasang semua sistem yaitu CB/TX – SWR meter – kabel coax/line – Dummy load. Terlebih dulu amati Forward Power. Pada posisi Forward , stel tombol pada SWR sampai jarum berada pada posisi Full Scale. Setelah itu pindahkan posisi switch dari Forward ke Reverse. Reverse Power harus terbaca nol ( SWR terbaca 1 : 1 ).

LAIN LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA KABEL COAXIAL

1. Kabel coax dari antenna sampai ke SWR meter harus diusahakan sependek mungkin. Kelebihan 1 -2 meter boleh ( tidak jadi masalah ) sebab itu memberikan fleksibilitas jika suatu saat posisi meja ( tata ruang ) dsb perlu dirubah , tetapi jangan membiarkan ada kelebihan panjang kabel yang sampai menjadi gulungan-gulungan. Itu menyebabkan line losses yang besar.

2. Jika anda beralih ( ganti ) dari semula menggunakan kabel kecil ke kabel besar, misalnya RG-58A/U menjadi RG-8A/U maka line losses anda akan turun dari 3.7 dB ke 2 dB atau akan ada tambahan power sebesar sekitar 38 % yang akan bisa tersalur ke antenna dibanding ketika anda menggunakan kebel kecil.

3. Usahakan panjang total kabel merupakan kelipatan ½ lambda elektrik dari frekuensi kerja ( atau pada center freq. jika range frek anda agak lebar ).

4. Seperti sudah ditulis, pemasangan connector harus baik serta tidak ada celah bagi air hujan atau kelembaban masuk kedalam kabel. Agar kedap air , setelah connector tersambung ke terminal antenna , bubuhkan lem silicon ( silicon grease ) pada celah antara connector dgn kabel maupun celah2 lain yg bisa menjadi jalan merambat masuknya air. Silicon grease adalah lem berbau asam / kecut yg biasa dipakai untuk lem aquarium. Namun lem ini yg berwarna putih & dipakai untuk aquarium , umurnya tidak panjang. Kena panas terik matahari , seringkali sudah terlalu kering dan retak2 sebelum 1 tahun. Usahakan membeli silicon rease bermutu tinggi yg sering dipakai dibengkel mobil ( warnanya biru atau merah ).

5. Kelembaban , apalagi air yang sampai masuk kedalam kabel , akan menyebabkan korosi pada kabel dan atau connector. DAN KABEL YANG LEMBAB / BASAH , PERFORMANCE TURUN BANYAK. AKAN SANGAT BESAR POWER PEMANCAR ANDA YANG TERSERAP KESANA SEHINGGA HANYA SEBAGIAN KECIL SAJA YANG TERKIRIM SAMPAI MENCAPAI ANTENNA.

6. Jangan sampai terjadi belokan yang tajam ( sharp bend ) pada coax. Coax juga jangan sampai tertekuk ( kinking ) karena tanpa kita sadari , innernya bisa patah didalam kabel ( tidak terlihat ).

7. Jangan pernah memaku kabel coax ke dinding dsb meski hanya sedikit dibagian pinggirnya. Jangan menjepit kabel menggunakan logam.

8. Kabel coax , mulai dari ujung atasnya didekat antenna sampai kebawah , jangan pernah didiamkan tergantung bebas begitu saja sebab bagian atas kabel akan menanggung beban yg terlalu berat sehingga riskan merusak kabel. Pakailah plastic clip atau nylon pada setiap jarak tertentu ( misalnya setiap semester ) untuk “memegangkan” kabel ke tower/tiang dsb.

9. Jika pada tower ada 2 kabel coax ( misalnya 1 untuk antenna omni directional / vertical dan kabel kedua untuk antenna directional / beam ) , apalagi jika frekuensi kerjanya sama , jangan pasang berdampingan. Beri jarak antar keduanya agar tidak saling berinteraksi yg menimbulkan distorsi.

10. CABLE LOSS : P1 = Power output dari TX. P2 = Power yang melalui kabel dan berhasil mencapai antenna. Rumus Cable Loss = 10 Log10 P2/P1 ( angka 10 yg kedua seharusnya tertulis kecil ). Contoh : Power TX = 10 Watt. Power yang mencapai antenna 9 Watt. Maka berarti line lossesnya = 10 Log10 9/10 = 0,457 dB = < 0,5 dB. Angka ini kecil sehingga bisa diabaikan. Namun bila kabel panjang sehingga total losses mencaai 3 dB maka Power yang berhasil mencapai antenna hanya tinggal separonya saja = 10 : 2 = 5 Watt. ( terjadinya losses yang besar pada kabel itu sering tidak disadari alias tidak pernah diteliti / dihitung oleh sementara operator radio ).



TIPS MEMILIH KABEL COAXIAL YANG BAIK

1. Coax dengan bahan isolator ( antara inner conductor dengan outer braid ) jenis foam/foamed lebih bagus    daripada jenis solid. Line lossesnya lebih rendah.

2. Coax dengan diameter yang lebih besar lebih baik ( tapi lebih mahal ) dibanding yang kecil. Lossesnya lebih rendah.

3. Coax dengan anyaman conductor luar ( braid ) yang lebih rapat , lebih baik ( tapi lebih mahal ) dibanding dgn yang braidnya jarang2.

4. Coax dengan merk terkenal umumnya lebih baik kualitasnya.

5. Kalau bisa hindarilah membeli coax bekas pakai.

6. Jangan pakai coax yang kulit ( jacket ) nya sudah retak2 , atau sobek ( kena cutter ) , tergerus atau braidnya putus2. Juga jangan pakai coax yang sudah tertekuk atau ada bekas terjepit.

HATI-HATI JANGAN TERTIPU PENUNJUKAN SWR YANG RENDAH


Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Untuk ke sejuta kalinya saya mengingatkan agar kita semua belajar semakin waspada jika menghadapi penunjukan SWR meter yg menunjukkan SWR rendah. SWR rendah belum tentu baik ( kalau angka rendah itu ternyata palsu / modified value ) dan belum tentu yang relative tinggi itu jelek ( karena pada kasus2 tertentu yg tinggipun bisa palsu , artinya sebetulnya di antenna atau ujung atas dr coax SWR realnya rendah tapi dititik bawah dimana meter dipasang terbaca tinggi. Ini juga bisa terjadi. Dan makin “murahan” kelas kabelnya , munculnya angka palsu akan makin mudah terjadi –karena losses yg besar juga ikut memperbesar modifikasi nilai/pemelesetan ). Ingat 3 patokan ( cara pembuktian ) dibawah ini :

1. Angka SWR yang rendah BISA BERARTI BAIK alias penunjukan itu benar , tetapi pada banyak kasus SWR RENDAH ITU JUGA BISA SAJA HANYA PENUNJUKAN “PALSU / SEMU”. Hati2 menghadapi itu.

2. Belum tentu kalau nilai SWR sudah “nyender/diam” 1 : 1 itu berarti pancaran anda pasti maksimal/optimal. Lha kalau diam diam saya manjat tower anda lalu connector anda saya copot dari antenna lalu saya pasang dummy load disitu ( karena kecil dari bawah nggak kelihatan. Kayaknya tetap normal2 aja nyambung ke antenna karena antenna tetap terpasang diatas tower ) maka SWR anda akan menunjuk 1 : 1 tapi pancaran anda akan nglembus cuman nyampe ke warung kopi diujung jalan. Padahal sudah 1 : 1. 3. Atau suatu hari anda bikin antenna baru , lalu dipasang diatas tiang. Waktu dicoba pertama , SWR nya tinggi , misalnya 2.5 : 1 tapi lalu anda belum sempat merubah atau nyetel2 apapun karena buru2 berangkat kuliah atau kerja. Kebetulan Misalnya bbrp hari itu saya menginap dirumah anda ( wong jenenge konco ). Terus , waktu anda pergi kuliah , saya manjat tiang anda. Kabel anda diam2 saya turunkan lalu saya gulung. Saya dekati ember plastik ( ember untuk cuci pakaian ) anda yg besar yang ada airnya. Saya rendam coax gulungan anda dalam ember sampai air merembes masuk lewat ujung2 connector. Kemudian kabel yg kebes/basah kuyup itu saya pasang lagi ke antenna/tiang anda. Anda pulang kuliah langsung nggak sabar neruskan experiment antenna anda. Begitu anda ukur ulang antenna anda , Wow . mak nyus SWR nya langsung terbaca 1 : 1. Wah anda mungkin langsung lompat2 gumbira karena SWR nya 1 : 1 ( padahal rendahnya karena palsu juga. Karena kabel anda juara renang ). Tentu saja dalam kehidupan se-hari2 saya nggak mungkin tega mencuci atau me Rinso kabel anda , tapi cerita ini hanyalah sekedar contoh aja. Itu sekedar mengingatkan untuk waspada , bahwa Coax yg sudah tua atau lama ditower ( atau mungkin anda beli coax bekas dari pasar loak , Mumpung obral ) juga performance bisa ngedrop. Kalau apes malah juga bisa nipu angka SWR nya. Apalagi coax lama yg sudah “tiga abad” terpasang ditiang , bisa saja kulitnya sudah retak2 akibat panas terik matahari. Air hujan bisa merembes masuk lewat retakan atau lewat sambungan/celah connector yg sudah mlorot. Kalau coax lembab , jangan langsung loncat2 ( bangga ) karena SWR nya tiba2 rendah terus.

DARI SEMUA JENIS TIPUAN "ANGKA SWR RENDAH" ITU , ANGKA RENDAH YANG DIAKIBATKAN OLEH REAKTANSI ( PROBLEM ANTENNA DAN ATAU KABEL COAX ) SERING TIDAK DISADARI OLEH PEMILIKNYA. BAGI MEREKA "YANG PENTING RENDAH". Kalau mereka memang belum mengerti ya nggak apa2. Tapi sering lho saya ketemu , mereka yg belum ngerti tapi setelah dijelaskan , tetap ngengkel ( bersikeras ) terus .... pokoknya kalau pembacaan SWR sudah paling rendah ya pasti itu paling baik ..... tanpa mau tahu bahwa masalah antenna it sangat berkaian dgn beban2 yg membawa nilai2 kompleks yg mudah membuat kita terlena. Ya bagi mereka yang memang sudah nggak ingin lagi untuk mempelajari lebih dalam ya gimana lagi. Biar aja begitu begitu terus ( pokok'e wis rendah SWR e ). Mereka yang begitu itu mungkin kalau didatangi 2 penjual beras yg menawarkan dagangannya. Penjual pertama menawarkan harga Rp. 800.000,- untuk 2 karung beras , sedang pedagang kedua menawarkan harga Rp. 800.000,- bagi kita untuk dapat 1 karung beras , mungkin dia langsung lompat2 kegirangan dan milih yang dapat 2 karung. Lha kalau saya ya saya tanya dulu berat / ukuran masing2 karungnya. kalau yg 1 karung itu 100 kg dan yang 2 karung itu ternyata masing2 cuman 40 kg ya saya ( baru ) milih dapat 1 karung aja nggak apa2.

Propagasi hari ini