SELAMAT DATANG DI BLOG RADIO TENGKORAK DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN MOHON MAAF APABILA KOMENTAR2 ANDA PADA BLOG INI BELUM DIBALAS KARENA KESIBUKAN RUTINITAS, TAPI AKAN SAYA BALAS SATU PERSATU, MOHON SABAR YA...SALAM TERBAIK

Jumat, 20 Juli 2012

SATELIT LAPAN – ORARI SEGERA DILUNCURKAN



Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Jika tidak ada perubahan jadwal lagi , satelit LAPAN – ORARI akan diluncurkan dalam 1 – 2 bulan kedepan. Ini kesempatan besar bagi para experimenter & peneliti Indonesia untuk memanfaatkannya , bahkan kesempatan besar bagi para pelajar & mahasiswa untuk mengejar ketertinggalan kita dibidang iptek ruang angkasa.

Selama ini ada persepsi & pemahaman yang salah , yang menduga bahwa komunikasi radio ruang angkasa ( khususnya dari/ke darat/ruang angkasa ) adalah pengetahuan yang sangat rumit , sehingga kalau kita membicarakan bidang ini , seringkali pihak lain akan acuh tak acuh , sinis , apriori atau bahkan menganggapnya sebagai “berbicara terlalu muluk”. Sebagian lagi ( akan ) sama sekali tidak tertarik. Sebagian lainnya lagi mungkin ada yang “belum2 sudah merasa tidak akan mampu atau belum waktunya mengenal / mempelajari itu” dsb.

Persepsi salah itu muncul terutama karena lokasi lawan kita berkomunikasi itu ( dalam hal ini satelit atau wahana ruang angkasa lainnya seperti space shuttle ) berada dilokasi yg diluar jangkauan “langkah” kita , nyaris tidak mungkin kita datangi karena demikian tinngi & jauhnya. Kita sulit / tidak pernah mengadakan gathering , eye ball atau saling mengunjungi dengan mereka. Hal itu menambah rasa asing & keterasingan kita.

Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Melakukan komunikasi radio melalui ( atau dengan ) satelit dan atau awak pesawat ruang angkasa , secara teori TIDAKLAH LEBIH SULIT DARI MENLAKUKAN KOMUNIKASI DARAT KE DARAT, BAHKAN SEHARUSNYA & SEBENARNYA MELAKUKAN KOMUNIKASI DARAT – RUANG ANGKASA ITU LEBIH MUDAH DARIPADA MELAKUKAN KOMUNIKASI DARAT KE DARAT. 

Mengapa demikian ? Karena ketika melakukan komunikasi ruang angkasa kita berhadapan dengan ruang terbuka , tanpa adanya obstacles atau hambatan pepohonan, gedung2 , gunung2 , batas horizon dsb yang berada dan menghadang dilangit sana. Melakukan kontak radio antar titik didarat memiliki hambatan yg jauh lebih banyak.
Melakukan spce communcation memberikan kemudahan tersendiri dan peluang yang ( sebenarnya ) lebih besar untuk berhasil.
Lantas dimanakah letak masalahnya sehingga space communication mudah kita persepsikan sebagai “akan luar biasa sulit” ?

Ada beberapa masalah tetapi yang paling utama ada 2 hal :

01
Masalah utamanya adalah melakukan komunikasi satelit memiliki “jendela waktu” atau batasan2 waktu ( tidak bisa kita lakukan kapanpun sepanjang waktu & setiap hari seperti komunikasi lainnya). 

02
Hal kedua adalah “Kesulitan dalam menentukan arah antenna kita”. Kalau pada komunikasi darat ( misalnya dari Jakarta ) kita mengarahkan antenna ke Semarang adalah sangat mudah karena dimana letak kota Semarang sudahlah pasti. Tetapi lain dengan satelit ( kearah mana beam antenna kita harus kita arahkan ). Ketika sebuah satelit muncul di cakrawala – kita sebut saja sebagai jendela ( kesempatan untuk ) komunikasi mulai terbuka- kita tidak tahu satelit itu ada dimana. Dia bisa muncul dan berada diufuk Barat , atau di Timur , Utara atau Selatan.
Kalau kita “salah duga” dan antenna kita arahkan ke Tenggara , padahal satelit sedang muncul dari Barat laut , ya tentu saja kita akan gagal menerima signalnya ( yg berarti pasti akan gagal mengadakan komunikasi )

Demikian juga dengan masalah untuk mengetahui “Kapan ( tanggal berapa ) dan “dari jam berapa sampai jam berapa” wahana itu akan lewat diatas kita ( dengan tetap tidak terlihat mata ) maka kalau kita salah menghitung , kitapun akan gagal.

Jadi itulah persepsi keliru selama ini yang perlu kita luruskan. Secara propagasi / ilmu radio “Line Of Sight” sebenarnya melakukan kontak radio dengan wahana ruang angkasa adalah jauh lebih mudah karena besar/terbukanya LOS tersebut , sehingga sebetulnya –dan ini yang perlu kita sadari- letak problem utamanya ( bagi mereka yang masih asing ) sebetulnya adalah LEBIH PADA PERLUNYA MENGENAL CARA MENGHITUNG ATAU MENGETAHUI ( selain tentu saja keharusan mengetahui freq. uplink / downlink / Doppler / mode nya ) KAPAN DAN KEARAH MANA ANTENNA KITA HARUS KITA ARAHKAN.

Begitu pengetahuan ini sudah anda kuasai , maka sebenarnyalah kans untuk bisa berhasil mengadakan komunikasi darat – ruang angkasa sangatlah terbuka lebar ( catatan : satu dua kali pernah mengalami kegagalan adalah hal yang biasa ).

Jadi bagi teman2 semua ( terutama yang muda2 ) , siapkan dirimu untuk mulai memasuki “teknologi / era ruang angkasa” itu. Pemerintah sudah menyediakan sarananya ( satelit LAPAN – ORARI. Mulailah mempelajari masalah2 Orbit Data & Keplerian dan mulai belajar untuk hunting ( melakukan tracking ).

Saya sendiri mungkin sudah kurang aktif lagi , namun untuk IKUT MENDUKUNG KELAHIRAN / LAUNCHING SATELIT AMATIR KITA SENDIRI LAPAN – ORARI SATELLITE ITU , saya mencoba memberikan 2 saran yg murni berasal dari naluri ( atau corat coret ) saya sendiri , yaitu 
01 LOKASI
Bagi para experimenter yang kebetulan tinggal satu propinsi dengan saya ( Jatim ) , saya sodorkan / berikan / TUNJUKKAN salah satu LOKASI TERBAIK UNTUK BELAJAR MELAKUKAN TRACKING. Karena namanya belajar , sebaiknya jangan mulai dgn “yang banyak kesulitannya”. Pilihkan lokasi yg TERKECIL TINGKAT INTERFERENSINYA ( karena Indonesia memiliki lingkungan udara yg “terkotor” dengan jumlah gangguan , ketidak tertiban serta stasiun illegal yg luar biasa banyaknya ).

Untuk belajar tracking, saya rekomendasikan untuk melakukannya dari “lokasi yang tersembunyi didalam cekungan” , yaitu di kaldera kawah pegunungan Tengger , disekitar gunung Bromo. Jangan mencari tempat2 tinggi dibibir atau pucak kaldera ( seperti di Penanjakan atau sisi bibir lainnya , tetapi masuklah kedalam cekungannya !! )

Tetapi ingat bhw didalam kaldera itu anda akan punya LOS yg sangat terbuka ke lokasi puncak Penanjakan yg dipenuhi gardu2 / panel / station berbagai repeater.

Maka didalam kalderapun saya masih merekomendasikan anda untuk “bersembunyi” dan menghilangkan diri dari LOS tersebut. Jauhi kemung kinan interferensi kuat dari repeater2 tsb. Bagaimana caranya ?

Plotingkan 2 kordinat ke peta anda yaitu.

Point A 07/57.642S 112/58.647E
Point B 07/58.409S 112/58.110E
Point C 07/58.766S 112/56.976E

Kemudian hubungkan ke 3 kordinat tsb dengan garis.

Di lapangan carilah ( pilih sendiri ) lokasi disekitar garis bertekuk tersebut. Itulah lokasi tracking terbaik bagi anda ( sekalian camping di savanna arah ke Jemplang tsb ).
02 TILTED TURNSTILE
Organisasi pemilik / pengelola suatu satelit amatir seringkali memberikan rekomendasi tentang “antenna jenis apa yang tepat bagi jenis rbit satelit mereka” kepada public pengguna.

Diluar saran itu , saya ( paling tidak , sampai saat ini ) saya yakin bahwa antenna TURNSTILE YANG DILENGKAPI SCREEN REFLECTOR akan cocok / bisa dipakai untuk berburu satelit LAPAN – ORARI nanti jika sudah diluncurkan.

Pada foto diatas saya berikan contoh dari antenna Turnsile TAPI DISINI BELUM DILENGKAPI DENGAN SCREEN REFLECTOR , jadi harus ditambahi sendiri ( ada banyak referensinya d Internet ). Ukuran2 nya tentu saja harus menunggu & disesuaikan dengan freq. satelit LAPAN – ORARI.

Ini hanya salah satu konfigurasi saja dari antenna Turnstile. Matching linenya TIDAK HARUS SEPERTI YG ADA DIGAMBAR. Ada beberapa pilihan konfigurasi , bahkan ada jenis yang lebih sederhana dengan cukup menggunakan U – Balun.

Dan rekomendasi yang berikut ini MURNI VERSI SAYA ( saya belum pernah melihat orang lain membuatnya ). Idenya adalah memodifikasi Screen Reflector –yang aslinya ukurannya cukup mengganggu kalau dibawa / dimuat ke mobil- menjadi screen reflector YANG BISA DILIPAT ( versi itu dulu saya buat –puluhan thn yg. lalu- untuk hunting space shuttle Columbia dgn Astronoutnya Owen K. Garriot yg amateur radio / W5LFL ).

Idenya adalah tidak membuat reflector menjadi 1 frame besar , melainkan “memecahnya” menjadi 3 kerangka ( kerangka yg ditengah lebarnya paling kecil , maksimum 20 cm saja ) , lalu saya hubungkan dengan ke 2 kerangka kisi2 reflector lainnya dengan memasangkan ENGSEL PINTU diantaranya.

Hasilnya ? Bagian cross dipolenya bisa kita lepas untuk transportasi , lalu frame reflectornya kita lipat , maka antenna turnstile tsb lengkap dgn reflectornya misa lebih mudah untuk kita angkut pakai mobil. Mudah untuk di pindah pindahkan. Kalau akan dipakai, reflectornya tinggal dibuka & dikunci
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Propagasi hari ini