SELAMAT DATANG DI BLOG RADIO TENGKORAK DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN MOHON MAAF APABILA KOMENTAR2 ANDA PADA BLOG INI BELUM DIBALAS KARENA KESIBUKAN RUTINITAS, TAPI AKAN SAYA BALAS SATU PERSATU, MOHON SABAR YA...SALAM TERBAIK

Jumat, 24 Agustus 2012

SIAPA BILANG ANTENNA LOOP ATAU QUBICAL TIDAK COCOK UNTUK KEGIATAN MOBILE ?




Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )

Militer aja sering bawa bawa antenna loop ( 1 lambda full length ) kemana mana untuk dapatkan signal terkuat karena antenna loop memiliki effective aperture / bidang luas cakupan area penerimaan yang terluas. 

Cuman memang ukurannya belum tentu cocok untuk disemua medan. Kalau medan perangnya di hutan belantara yg terus menerus harus menerobos pepohonan , cabang dan ranting2 ya antenna begini pasti nyangkut2 terus sehingga nggak praktis. tapi kalau dipadang pasir mau pasang qubical di mobil , ya monggo saja. Itu cukup cerdas , asal bahannya ya jangan pakai tube almunium sebab mungkin nggak tahan lama. material antennanya harus rigid & kuat tetapi tetap ringan.


Ini antenna untuk VHF dan HF. Di foto ini sedang di set untuk VHF. Kalau clamp nya dibuka dan lingkaran ( loop ) nya dibesarkan , antenna ini berubah jadi antenna HF.
Militer agak jarang pakai VHF kecuali untuk jarak pendek / dekat. Untuk komunikasi jarak jauh mereka kalau nggak pakai HF ya pakai komunikasi satelit.

Meski HF terkesan "kuno" tetapi HF nya militer sudah luar biasa modern lho. Praktis nggak bisa di jam ataupun dimonitor oleh lawan. Bagaimana bisa dimonitor , lha wong selain modulasinya di enkripsi , juga lawan nggak pernah bisa "menemukan" ( tahu ) frekuensi kerjanya. Komunikasi militer modern kan boleh dibilang "tiap detik freq.nya pindah loncat2 dari 1 band ke band lainnya" -disebut sebagai teknologi hopping- Yang bisa mengikuti terus perpindahan2 itu ya hanya mereka yang punya ( software ) pola / pattern lompatannnya, dan hanya radionya kesatuan ( kawan ) sendiri saja yang punya memory atau software pola perpindahan freq. itu.

Teknologi hopping itulah yang akhirnya "melahirkan" / diturunkan / ditiru jadi CDMA ( meskipun tetap beda karena hoppingnya komunikasi radio militer yg modern tetap lebih rumit "pola" nya ).
Memang kalau mengikuti ITU sih militer punya spektrum ( band2 ) tersendiri , namuan dalam prakteknya , frekuensi militer itu bisa dimana saja , bukan hanya disekitar 14 MHz saja.

Kalau anda ingin punya receiver militer , minimal harus punya specs. sbb :

The HF Military Communications Receiver
A receiver for monitoring HF military communications must have the following features:
Coverage from 100 kHz to 30 MHz
Upper sideband (USB) and lower sideband (LSB) modes
Good stability (doesn't drift off frequency)
Good selectivity (able to seperate 2 stations that are close to one another in frequency)

Many receivers and portables marketed as shortwave or world band radios will satisfy these requirements. The majority of voice communications use USB, but LSB is certainly possible (the Mexican Army is famous for this); therefore, whatever you select must have USB and LSB capabilities. The lower band limit of 100 kHz is typical of many HF radios, but most military transmissions occur at 2 MHz and above. Other features such as memory channels and alpha tagging are desirable, but not necessary. See the Receiver Reviews category for several links on this important topic.


What about digital modes?
The military utilizes numerous digital modes, only a few of which can be decoded by software available to the general public. However, a mode often referred to as Automatic Link Establishment (sometimes also written as MIL STD 188-144A) can easily be decoded. This software is often used to test the radio path between 2 stations, and on occasion, pass simple messages. See the ALE page for decoding software - including some freeware.


Sesuai foto yang saya pasang ( ada fotonya kendaraan HMMWV -dibaca Humvee- yang ada antenna loop nya ) sebenarnya yang saya maksud dengan militer disini adalah lebih condong ke militer Amerika , yang teknologinya ( termasuk teknologi komunikasi mereka ) tetap lebih lengkap , maju dan “punya banyak beda” dengan yang sudah dimiliki Indonesia.

Perusahaan2 peralatan komunikasi militer Amerika cukup banyak, termasuk yang sekelas dengan HARRIS bukan hanya ada satu tapi ada beberapa. 

http://harris.com/products/defense.aspx#Battlespace-Networks

Sedangkan perusahaan yang “sedikit lebih kecil ( masih termasuk besar )” atau yang kelas “umum” ( katakanlah yang sekelas LEN-LIPI ) itu ada banyak sekali.

Kalau militer kita ( meski masih ada juga peralatan komunikasi radio buatan luar ) banyak ( dan semakin banyak ) menggunakan produk2 buatan dalam negeri. Sekarang makin banyak produk LEN-LIPI yang dipakai TNI.

http://technologicalworldofthe21stcentury.blogspot.com/2012/07/alkom-fiscor-len-100-product-test.html

http://giant41.blogspot.com/2010/01/produk-pertahanan-dan-keamanan-produksi.html

Moga2 kedepan kita juga bisa secanggih Amerika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Propagasi hari ini