Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )
Apapun definisi dan batasan dari yang dimaksud dengan “penerapan FBW pertama didunia” yang diumumkan dulu , pesawat IPTN produksi Indonesa sudah “didaftar” / di claim sebagai pesawat penumpang/sipil pertama yang berteknologi FBW.
Belum sebulan yang lalu pesawat Sukhoi SSJ-100 ( yang di-sebut2 berteknologi canggih paling advance –namun dengan catatan “diantara berbagai instrument dan sistem canggihnya , belum terbukti atau ditemukan bukti bahwa SSJ-100 juga sudah dilengkapi dengan ELT 406 MHz sebagai salah satu syarat dari pesawat yang “sudah tidak jadoel”- ) mengalami kecelakaan menabrak tebing gunung Salak.
Jadi Indonesia sudah mencetak 2 jenis prestasi dibidang teknologi advance Fly By Wire yaitu : Merancang , Menguji & Menerapkan pesawat commuter 50 seat yang pertama didunia yang berteknologi Fly By Wire. “Prestasi ke 2” dari urusan FBW ini adalah “Pesawat commercial berteknologi FBW yang pertama kali jatuh didunia” , jatuhnya juga di Indonesia. Prestasi FBW kita sudah bervariasi. Sudah 2 jenis prestasi FBW yang kita miliki meski keduanya berbeda. Yang 1 prestasi membanggakan , yang lain prestasi memprihatinkan.
SEMOGA TIDAK TERULANG LAGI , APALAGI KEDEPAN NANTI ( KARENA TEKNOLOGI PENERBANGAN AKAN BERKEMBANG SEMAKIN CANGGIH ) PROFESIONALISME PARA PENERBANG , TEKNISI & SEMUA PIHAK YANG TERKAIT DENGAN DUNIA PENERBANGAN DITUNTUT UNTUK MAMPU “MENGIKUTI” PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ITU.
Dibelakang / setelah teknologi FLY BY WIRE , dunia penerbangan –mau tidak mau- akan memasuki era teknologi POWER BY WIRE , lalu era FLY BY OPTICS , lalu FLY BY WIRELESS , dan juga masih akan semakin canggih dengan memasuki teknologi INTELLIGENT FLIGHT CONTROL SYSTEM /IFCS.
Mau tidak mau , suka atau tidak suka , teknologi yg semakin tinggi dan “rumit” itu akan bertahap diterapkan , karena memang kurang lebih begitulah tahapan perkembangan didunia sistem kontrol maupun ( juga ) komunikasi. Sebelum dunia penerbangan sampai ketahap menerapkannya ( didunia penerbangan membutuhkan waktu penelitian & pengembangan lebih panjang karena dunia penerbangan memiliki tingkat resiko dan tuntutan safety paling tinggi, selain juga sangat mahal ) semua tahapan itu sudah “terbaca” urutan perkembangannya sistem kontrol & otomasinya pabrik2 dan dunia industri. Demikian juga didunia komunikasi , tahapannya sama ( analog dulu, baru digital. Wire dulu , baru wireless /infra red , optic , blue tooth dst ).
Di industri step nya juga begitu. Sistem kontrol listrik dulu , by wire dulu ( disebut sistem relay ) , baru masuk ke hydraulic/pneumatic ( mekatronika ) , PLC , DCS , QCS. Mulai dari analog dulu baru digital.
Jadi suka atau tidak suka , para teknisi penerbangan kita , para pilot kita , ATC kita , anggota KNKT kita , orang Perhubungan kita harus makin “men-canggih-kan diri” , belajar lebih berat , bekerja makin professional agar mampu mengikuti perkembangan teknologi kedepan.
Siapa tahu kedepan nanti Indonesia juga akan punya sendiri pesawat tempur F-35 ( gambar diatas ) yang sudah berteknologi POWER BY WIRE , dimana semakin banyak peralatan actuator jenis hidrolik yang dihilangkan dan diganti dengan servo dan penggerak listrik. Suka tidak suka , kedepan nanti dunia penerbangan sipil kita ( entah kapan. Bisa saja datang lebih cepat dari yang kita duga ) juga akan “direpotkan” dengan teknologi tinggi PBW.