PANJANG CONNECTOR , SAMBUNGAN CONNECTOR , PENANGKAL PETIR DSB. ( APAPUN ) YANG ADA DISEPANJANG COAX ( ANTARA ANTENNA & SWR METER DIDEKAT TX ) HARUS IKUT “DIHITUNG” !!
By: Djoko Haryono
Topik ini adalah "sempalan" ( Jawa "cuilan" ) dari diskusi lain bertopik "Nilai SWR diperkecil , power juga ikut mengecil , mumet !" yang ditulis Setyo Wibowo 10 August 2014 10:06pm di group K.A.I.
Karena comment saya disitu sudah mulai "berbelok" ke masalah berbeda ( connector ) maka saya "cuil" sebagian bahasan itu menjadi topik baru agar ( kalau bisa ) tidak terlalu mengganggu diskusi ditopik aslinya.
Itu ada beberapa sumber
kemungkinannnya , tapi kemungkinan yang paling besar adalah "nilai /
penunjukan SWR yang anda baca itu adalah nilai semu , bukan nilai SWR
sebenarnya".
SWR meter mudah /sering membohongi kita dan memberikan penunjukan palsu. Hal seperti itu TERKADANG terjadi ( = terjadinya "transformasi" atau perubahan nilai impedansi. Nilai impedansi diujung bawah coax muncul berbeda dengan nilai impedansi / matching yg sebenarnya. Nilai seberapa match/unmatch antenna itu SEBENARNYA LETAKNYA YA DI TITIK SAMBUNGAN ANTENNA , DIUJUNG ATAS COAX SANA ! Jadi nilai kecocokan antenna itu tempatnya sebetulnya bukan didekat TX ).
Tipuan oleh SWR meter semacam ini mudah terjadi ketika/jika kondisi impedansi antenna masih reactive ( belum resistive ).
Coba anda pindahkan ( sementara ) SWR meter anda kedekat antenna ( diatas tiang , diujung atas coax ) , maka kemungkinan besar , angka SWR yang dibawah terbaca rendah itu , kalau diatas -yg diukur betul2 matching antenna- penunjukan SWR nya ternyata tinggi !!
Kalau anda tetap ingin ( bisa ) membaca SWR meternya dibawah , didekat TX , diruang station , tapi tidak ingin / mau ditipu oleh SWR meter ( yg memang kadang2 berbohong jika kita salah menggunakannya ) , ya rubahlah panjang coax nya.
Tapi ingat : Coax TIDAK BOLEH & TIDAK BISA dipakai untuk menyetel matching antenna. Untuk me matchingkan ya harus antennanya yg di stel atau menambahkan matching device.
Jadi disini ( yg saya sarankan ini ) merubah panjang coax , BUKAN untuk merubah kondisi unmatch yg masih terjadi di antenna lho , tapi hanya untuk "membuang" sifat suka berbohong yg dimiliki SWR meter yg memakai sistem berbasis voltage atau current -dan tidak terjadi pada SWR meter jenis thruline wattmeter yg berbasis daya-
Rubah panjang coax anda menjadi :
1. "Panjangnya merupakah kelipatan 1/2 lambda electric ( yg disebut lambda elektrik , bukan fisik , adalah velocity factor dari coax yg dipakai harus ikut diperhitungkan".
Kalimat diatas itu punya arti sama dengan kalimat2 lain yaitu :
2. Merupakan kelipatan dari 1/2 lambda effektif.
3. Merupakan KELIPATAN GENAP dari 1/4 lambda elektrik.
4. Merupakan KELIPATAN GENAP dari 1/4 lambda effektif.
Begitu coax anda panjangnya sesuai prosedur "anti tipu2" diatas , maka -tanpa antenna anda rubah dulu- yang akan terbaca nanti adalah SWR anda ( sebenarnya ) masih tinggi. Hasil pengukurannya akan sama dengan kalau SWR meter anda anda pasang di antenna / diatas.
Setelah anda tahu SWR anda masih tinggi , barulah stel kembali antenna anda sampai SWR nya terendah.
( kalau setelah itu swr anda sudah benar2 rendah , ANDA BEBAS memakai panjang coax berapapun !! tanpa ditipu SWR meter lagi. Tapi pengertian dari "panjang berapapun" itu harus dalam batas2 total lossesnya tidak boleh sampai tinggi lho ya ! ).
SWR meter mudah /sering membohongi kita dan memberikan penunjukan palsu. Hal seperti itu TERKADANG terjadi ( = terjadinya "transformasi" atau perubahan nilai impedansi. Nilai impedansi diujung bawah coax muncul berbeda dengan nilai impedansi / matching yg sebenarnya. Nilai seberapa match/unmatch antenna itu SEBENARNYA LETAKNYA YA DI TITIK SAMBUNGAN ANTENNA , DIUJUNG ATAS COAX SANA ! Jadi nilai kecocokan antenna itu tempatnya sebetulnya bukan didekat TX ).
Tipuan oleh SWR meter semacam ini mudah terjadi ketika/jika kondisi impedansi antenna masih reactive ( belum resistive ).
Coba anda pindahkan ( sementara ) SWR meter anda kedekat antenna ( diatas tiang , diujung atas coax ) , maka kemungkinan besar , angka SWR yang dibawah terbaca rendah itu , kalau diatas -yg diukur betul2 matching antenna- penunjukan SWR nya ternyata tinggi !!
Kalau anda tetap ingin ( bisa ) membaca SWR meternya dibawah , didekat TX , diruang station , tapi tidak ingin / mau ditipu oleh SWR meter ( yg memang kadang2 berbohong jika kita salah menggunakannya ) , ya rubahlah panjang coax nya.
Tapi ingat : Coax TIDAK BOLEH & TIDAK BISA dipakai untuk menyetel matching antenna. Untuk me matchingkan ya harus antennanya yg di stel atau menambahkan matching device.
Jadi disini ( yg saya sarankan ini ) merubah panjang coax , BUKAN untuk merubah kondisi unmatch yg masih terjadi di antenna lho , tapi hanya untuk "membuang" sifat suka berbohong yg dimiliki SWR meter yg memakai sistem berbasis voltage atau current -dan tidak terjadi pada SWR meter jenis thruline wattmeter yg berbasis daya-
Rubah panjang coax anda menjadi :
1. "Panjangnya merupakah kelipatan 1/2 lambda electric ( yg disebut lambda elektrik , bukan fisik , adalah velocity factor dari coax yg dipakai harus ikut diperhitungkan".
Kalimat diatas itu punya arti sama dengan kalimat2 lain yaitu :
2. Merupakan kelipatan dari 1/2 lambda effektif.
3. Merupakan KELIPATAN GENAP dari 1/4 lambda elektrik.
4. Merupakan KELIPATAN GENAP dari 1/4 lambda effektif.
Begitu coax anda panjangnya sesuai prosedur "anti tipu2" diatas , maka -tanpa antenna anda rubah dulu- yang akan terbaca nanti adalah SWR anda ( sebenarnya ) masih tinggi. Hasil pengukurannya akan sama dengan kalau SWR meter anda anda pasang di antenna / diatas.
Setelah anda tahu SWR anda masih tinggi , barulah stel kembali antenna anda sampai SWR nya terendah.
( kalau setelah itu swr anda sudah benar2 rendah , ANDA BEBAS memakai panjang coax berapapun !! tanpa ditipu SWR meter lagi. Tapi pengertian dari "panjang berapapun" itu harus dalam batas2 total lossesnya tidak boleh sampai tinggi lho ya ! ).
PANJANG CONNECTOR , SAMBUNGAN
CONNECTOR , PENANGKAL PETIR DSB. ( APAPUN ) YANG ADA DISEPANJANG COAX ( ANTARA ANTENNA &
SWR METER DIDEKAT TX ) HARUS IKUT “DIHITUNG” !!
Apa yang saya tulis berikut ini , meski sudah saya tulis disini , saya masih akan mengulangnya menuliskannya lagi ( bisa secara lebih detil tapi juga bisa saya akan pertahankan tulisan yang singkat sederhana ) dlm. 1 atau beberapa hari kedepan , memisahkannya kedalam sebuah judul topik baru , artinya keluar dari diskusi ini.
Mengapa demikian ? Karena menurut pengamatan saya selama ini , masalah “panjang coax itu berarti TERMASUK panjang connector2 nya” ini adalah masalah yang masih sangat minim / kurang / belum diketahui atau disadari oleh sebagian besar praktisi.
Dalam tulisan saya sebelum ini , saya membahas tentang “panjang coax ( saluran transmisi ) yang dibuat agar panjangnya merupakan KELIPATAN ½ LAMBDA ELECTRIC akan menjadikan VSWR Meter kita “tidak lagi suka / bisa berbohong” atau menipu kita dengan ( terkadang ) menampilkan penunjukan nilai SWR yang semu/palsu ( yang umumnya lebih rendah dari kondisi real yang “dihasilkan” antenna kita ).
Dari link yang saya sertakan pada akhir tulisan ini ( yang isinya penjelasan mengenai kompleksitas impedansi yang bisa muncul pada kabel saluran transmisi ) , pada halaman 10 dijelaskan bahwa pada suatu saluran transmisi yang sedang bekerja yang panjangnya merupakan KELIPATAN ( MULTIPLE ) DARI ½ LAMBDA ELECTRIC FREKUENSI KERJANYA ( atau bahkan juga pada SETIAP TITIK yang berjarak kelipatan ½ lambda electric disepanjang kabel ) , maka kondisi atau situasi pada titik2 tersebut mirip sebuah KACA CERMIN ( MIRROR ) dimana disitulah situasi IMPEDANSI REAL YANG ADA DARI ANTENNA atau INPUT ( dalam memperhitungkan masalah timbulnya gelombang pantulan / reflected dari arah antenna yg kembali kearah pemancar maka titik feedpoint antenna kita anggap sebagai titik inputnya dan titik TX / ujung bawah coax sebagai outputnya ) AKAN SELALU TERULANG “TERLIHAT” ( MUNCUL ) DALAM KONDISI YANG SAMA.
Ada juga sebagian ahli yang menyebut titik2 yang berjarak ( kelipatan dari ) ½ lamba electric itu sebagai titik2 “REPEATER” karena disana besaran2 impedansi antenna akan terbaca kembali. Sedangkan pada titik2 lainnya situasinya berbeda lagi ( kalau diukur , impedansi yang terbaca akan berbeda dengan impedansi real yang terukur dititik antenna ).
If you have a length of line that is an exact electrical half wavelength or a true
multiple of a half wavelength long at a particular frequency this is often referred to as a “repeater” line section, tending to mirror (or repeat) the impedance that is “seen” at the input, at the output.
Juga dari artikel/referensi tersebut kita bisa mempelajari dan mengenal bahwa APA YANG DISEBUT DENGAN “PANJANG COAXIAL” DISINI HARUSLAH JUGA TERMASUK ( MENGIKUTKAN ) PANJANG CONNECTOR2NYA ATAU SAMBUNGAN APAPUN YANG ADA SEPANJANG KABEL DARI ANTENNA SAMPAI KE SWR METER DIBAWAH.
Jadi kalau diantara panjang itu ada ( misalnya ) terpasang lightning arrester , atau sambungan connector ( misalnya kabelnya kependekan lalu pernah ditambahi panjangnya dengan sepotong kabel lain beserta connector2nya ) , maka semuanya harus dihitung sebagai bagian dari apa yang kita maksud dengan panjang coax itu.
Kelalaian menghitung itu ( terutama jika ada beberapa “sambungan” sepanjang kabel ) bisa menyebabkan kita salah hitung ketika menentukan “panjang kelipatan ½ lambda electric” itu. Pada UHF ( apalagi SHF ) kesalahan itu bisa menimbulkan akibat yang lebih “fatal” ( misalnya tanpa kita sadari coax kita malah menjadi matching transformer yang “kelipatan ganjil ¼ lambda electric” dsb. )
Bear in mind that in practice, you must account for the effective lengths of connectors
when developing practical networks of cables, subtracting these lengths from your actual cable measurements as appropriate.
http://home.comcast.net/.../The%20fifty%20ohm%20enigma_w...
Salam ,
Djoko Haryono.
Apa yang saya tulis berikut ini , meski sudah saya tulis disini , saya masih akan mengulangnya menuliskannya lagi ( bisa secara lebih detil tapi juga bisa saya akan pertahankan tulisan yang singkat sederhana ) dlm. 1 atau beberapa hari kedepan , memisahkannya kedalam sebuah judul topik baru , artinya keluar dari diskusi ini.
Mengapa demikian ? Karena menurut pengamatan saya selama ini , masalah “panjang coax itu berarti TERMASUK panjang connector2 nya” ini adalah masalah yang masih sangat minim / kurang / belum diketahui atau disadari oleh sebagian besar praktisi.
Dalam tulisan saya sebelum ini , saya membahas tentang “panjang coax ( saluran transmisi ) yang dibuat agar panjangnya merupakan KELIPATAN ½ LAMBDA ELECTRIC akan menjadikan VSWR Meter kita “tidak lagi suka / bisa berbohong” atau menipu kita dengan ( terkadang ) menampilkan penunjukan nilai SWR yang semu/palsu ( yang umumnya lebih rendah dari kondisi real yang “dihasilkan” antenna kita ).
Dari link yang saya sertakan pada akhir tulisan ini ( yang isinya penjelasan mengenai kompleksitas impedansi yang bisa muncul pada kabel saluran transmisi ) , pada halaman 10 dijelaskan bahwa pada suatu saluran transmisi yang sedang bekerja yang panjangnya merupakan KELIPATAN ( MULTIPLE ) DARI ½ LAMBDA ELECTRIC FREKUENSI KERJANYA ( atau bahkan juga pada SETIAP TITIK yang berjarak kelipatan ½ lambda electric disepanjang kabel ) , maka kondisi atau situasi pada titik2 tersebut mirip sebuah KACA CERMIN ( MIRROR ) dimana disitulah situasi IMPEDANSI REAL YANG ADA DARI ANTENNA atau INPUT ( dalam memperhitungkan masalah timbulnya gelombang pantulan / reflected dari arah antenna yg kembali kearah pemancar maka titik feedpoint antenna kita anggap sebagai titik inputnya dan titik TX / ujung bawah coax sebagai outputnya ) AKAN SELALU TERULANG “TERLIHAT” ( MUNCUL ) DALAM KONDISI YANG SAMA.
Ada juga sebagian ahli yang menyebut titik2 yang berjarak ( kelipatan dari ) ½ lamba electric itu sebagai titik2 “REPEATER” karena disana besaran2 impedansi antenna akan terbaca kembali. Sedangkan pada titik2 lainnya situasinya berbeda lagi ( kalau diukur , impedansi yang terbaca akan berbeda dengan impedansi real yang terukur dititik antenna ).
If you have a length of line that is an exact electrical half wavelength or a true
multiple of a half wavelength long at a particular frequency this is often referred to as a “repeater” line section, tending to mirror (or repeat) the impedance that is “seen” at the input, at the output.
Juga dari artikel/referensi tersebut kita bisa mempelajari dan mengenal bahwa APA YANG DISEBUT DENGAN “PANJANG COAXIAL” DISINI HARUSLAH JUGA TERMASUK ( MENGIKUTKAN ) PANJANG CONNECTOR2NYA ATAU SAMBUNGAN APAPUN YANG ADA SEPANJANG KABEL DARI ANTENNA SAMPAI KE SWR METER DIBAWAH.
Jadi kalau diantara panjang itu ada ( misalnya ) terpasang lightning arrester , atau sambungan connector ( misalnya kabelnya kependekan lalu pernah ditambahi panjangnya dengan sepotong kabel lain beserta connector2nya ) , maka semuanya harus dihitung sebagai bagian dari apa yang kita maksud dengan panjang coax itu.
Kelalaian menghitung itu ( terutama jika ada beberapa “sambungan” sepanjang kabel ) bisa menyebabkan kita salah hitung ketika menentukan “panjang kelipatan ½ lambda electric” itu. Pada UHF ( apalagi SHF ) kesalahan itu bisa menimbulkan akibat yang lebih “fatal” ( misalnya tanpa kita sadari coax kita malah menjadi matching transformer yang “kelipatan ganjil ¼ lambda electric” dsb. )
Bear in mind that in practice, you must account for the effective lengths of connectors
when developing practical networks of cables, subtracting these lengths from your actual cable measurements as appropriate.
http://home.comcast.net/.../The%20fifty%20ohm%20enigma_w...
Salam ,
Djoko Haryono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar